kievskiy.org

Cerita Perempuan Kepala Keluarga di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat yang Berdaya dan Mandiri

Ade Warsiah, 63 tahun (baju merah), bersama sejumlah perempuan dari kelompok Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga (Pekka) Payjjo memperlihatkan hasil kuliner olahan dan karya laim di Kampung Cihaliwung, Desa Kertamulya, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Rabu (27/7/2022).
Ade Warsiah, 63 tahun (baju merah), bersama sejumlah perempuan dari kelompok Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga (Pekka) Payjjo memperlihatkan hasil kuliner olahan dan karya laim di Kampung Cihaliwung, Desa Kertamulya, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Rabu (27/7/2022). /Pikiran Rakyat/Bambang Arifianto.

PIKIRAN RAKYAT - Sejumlah perempuan di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat menyandang status sebagai kepala keluarga setelah suami mereka meninggal atau sakit. Kehilangan suami sebagai tulang punggung keluarga tak membuat mereka kehilangan asa. Mereka tetap bekerja, mandiri demi keluarga.

Ade Warsiah, perempuan 63 tahun asal ‎ Kampung Cihaliwung, RT 1 RW 8, Desa Kertamulya, Kecamatan Padalarang sibuk menata berbagai produk kerupuk dan keripik olahannya di ruangan kelompok Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga (Pekka) Payjjo (peduli anak yatim, jalanan, jompo) di‎ Cihaliwung.

Hari itu, Ade memperlihatkan sejumlah produk-produknnya yang diproduksi dan dijajakannya sendiri kepada "PR" yang menyambangi lokasi tersebut. Ia memproduksi kerupuk udang, poco-poco, keripik kancing, makaroni, selondok.

Baca Juga: Tolak Kenaikan UMP DKI Jakarta, Buruh Bakal Demo Besar-besaran di Balai Kota Selama 7 Hari

"Ngadamel unggal dinten (Saya produksi setiap hari)," ucap Ade.

Bahan-bahan produk itu dibeli di pasar lalu diolah, dibumbui, dan digoreng di kediamannya.  Tak hanya mengolah, ia juga mengemas sendiri produk-produknya tersebut sebelum dijajakan.

Kerupuk dan keripik, ia pasarkan ke sejumlah warung di sekitar Padalarang, seperti Tagogapu dan Perumahan Cilame. Sistem penjualan dilakukan dengan menitip langsung produk-produknya tersebut ke warung. Sepekan sekali, ia mendatangi warung-warung itu guna mengambil uang hasil penjualan.

"Teras ngintun deui kurupuk nu enggal (Terus saya titipkan lagi kerupuk yang baru)," ucapnya.

Baca Juga: Jadi Pesakitan Lagi, Mantan Wali Kota Cimahi Ajay Priatna Dijerat Pasal Berlapis

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat