PIKIRAN RAKYAT - Sebuah penelitian di China menunjukkan antibodi yang dipicu dosis ketiga suntikan vaksin Sinopharm turun drastis setelah enam bulan.
Izin penggunaan darurat (EUA) resmi dikeluarkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk vaksin Sinopharm pada 2 Februari 2022.
Lembaga tersebut mengeluarkan Emergency Use Authorization bagi Sinopharm sebagai salah satu vaksin booster di Indonesia.
Namun, baru-baru ini studi ilmiah di China mengklaim kekuatan antibodi dari suntikan ketiga booster itu ternyata akan mudah berkurang.
Lebih jauh lagi, hasil penelitian menunjukkan suntikan keempat Sinopharm tidak meningkatkan antibodi secara signifikan terhadap Omicron.
Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari CNA, studi yang dipublikasikan pada Senin, 21 Februari 2022 sebelum adanya tinjauan sejawat itu, mengatakan suntikan berulang menggunakan Sinopharm kemungkinan besar tidak ideal.
Terlebih jika dimaksudkan untuk meningkatkan respons antibodi terhadap Omicron.
Studi lalu merekomendasikan vaksin berbasis protein atau vaksin mRNA yang berdasarkan informasi genetik dari varian Covid terbaru, sebagai alternatif yang baik untuk peningkatan antibodi lanjutan.