PIKIRAN RAKYAT – Istilah aset adalah suatu kekayaan atau modal ekonomi yang dimiliki individu, kelompok, atau institusi yang diharapkan dapat memberikan manfaat di masa mendatang. Pengertian lain dari aset dipahami sebagai total harta yang dimiliki yang dapat diukur dalam satuan mata uang.
Perhitungan aset merupakan hasil kumulatif dalam periode waktu yang lama dengan tren nilai meningkat terus sehingga mempunyai nilai lebih berharga yang akan memberi manfaat besar di masa depan.
Gizi sebagai aset bangsa dimaknai sebagai modal membangun negara yang tentunya membutuhkan generasi muda yang sehat dan produktif untuk meneruskan pembangunan nasional.
Sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas seharusnya menjadi trendsetter pada gaya hidup kekinian dengan menerapkan diet sehat. Namun, fakta yang terjadi sebagian masyarakat belum menerapkan gizi seimbang meski telah gencar paparan informasi kaitan gizi dan kesehatan yang optimal.
Baca Juga: Pakar Ingatkan Pengungsi Cianjur Butuh Makanan Gizi Lengkap: Kita Terlalu Andalkan Mie Instan
Bagaimana mewujudkan gizi menjadi aset bangsa yang berkualitas? Peran ahli gizi dibutuhkan sebagai edukator yang menjembatani gap di masyarakat untuk sinkronisasi antara pengetahuan dan perilaku gizi seimbang.
Gizi sebagai aset bangsa,apakah gizi dapat diukur sebagaimana harfiahnya aset? Pendekatan menilai aset gizi menggunakan indikator gizi, salah satunya dengan penilaian status gizi. Jumlah dan jenis zat gizi makro-mikro dievaluasi dan dibandingkan terhadap kebutuhan gizi sesuai kondisi fisiologis seperti masa pertumbuhan, kondisi sehat atau sakit.
Ketika terjadi ketidakseimbangan gizi antara asupan dan kebutuhan gizi, muncullah masalah gizi berupa kekurangan atau kelebihan gizi. Kondisi tersebut teridentifikasi dari ukuran antropometri tubuh yang dikenal sebagai indikator status gizi.
Pertanyaan selanjutnya apakah profil status gizi di Indonesia saat ini sudah memadai sebagai modal aset bangsa di masa depan? Prevalensi stunting pada anak balita menurut hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 sebesar 24,4 persen.