kievskiy.org

Ketika Perbudakan Bukanlah Kejahatan: Bagaimana Leluhur Kita Menakar Harga Seorang Manusia?

Salah satu adegan dalam film Amistad (1997) yang menggambarkan kejamnya praktik perbudakan di barat.
Salah satu adegan dalam film Amistad (1997) yang menggambarkan kejamnya praktik perbudakan di barat. /Dreamworks Pictures

PIKIRAN RAKYAT – Perbudakan merupakan praktik kuno dan berlaku hampir di serata dunia. Hingga abad ke-19, praktik itu belum dianggap sebagai kejahatan.

Pekan lalu, Perdana Menteri Belanda Mark Rutte menyampaikan permintaan maaf di depan umum atas keterlibatan Belanda dalam perbudakan selama 250 tahun. Permintaan maaf itu dilakukan karena perbudakan merupakan salah satu jenis kejahatan terhadap kemanusiaan.

”Hari ini, atas nama Pemerintah Belanda, saya meminta maaf atas tindakan negara Belanda pada masa lalu,” kata Rutte kepada audiens yang hadir di National Archive, Den Haag, seperti dilaporkan AFP.

Permintaan maaf itu disampaikan Rutte dalam rangka “memperingati” hampir 150 tahun berakhirnya perbudakan di koloni-koloni luar negeri Belanda. Dia meminta maaf atas praktik perbudakan yang berlaku di Suriname, pulau-pulau seperti Curacao, Aruba di Karibia, dan Indonesia.

”Negara Belanda di Belanda memikul tanggung jawab atas penderitaan besar yang menimpa orang-orang yang diperbudak dan keturunan mereka,” tuturnya.

Rutte menyebut, dia beserta warga negara Belanda yang hidup saat ini hanya bisa meminta maaf dan mengutuk perbudakan yang pernah dilakukan negara mereka, ratusan tahun silam.

Dia menekankan, perbudakan merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan. ”Kami, yang hidup di sini dan sekarang, hanya bisa mengakui dan mengutuk perbudakan dalam istilah yang paling jelas sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan,” ujarnya.

Bagaimana menakar nilai atau harga seorang manusia yang jadi budak

Di Asia Tenggara, terutama pada periode yang disebut Anthony Reid sebagai “Kurun Niaga” (abad ke-15 hingga ke-17), kepemilikan manusia dalam jumlah tertentu, entah sebagai budak, tawanan perang, ataupun kawula, hanyalah berkisar pada urusan ekonomi.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat