kievskiy.org

Korban Terus Berjatuhan, 2 Demonstran Antikudeta Tewas Ditembak Polisi Myanmar

Orang-orang memegang lilin selama protes malam menentang kudeta militer di Mandalay, Myanmar 12 Maret 2021.
Orang-orang memegang lilin selama protes malam menentang kudeta militer di Mandalay, Myanmar 12 Maret 2021. /Reuters/Stringer


PIKIRAN RAKYAT - Sedikitnya dua demonstran tewas ditembak polisi Myanmar dalam aksi protes antikudeta di Yangon pada Jumat, 12 Maret 2021 malam.

Seruan protes itu terjadi pada peringatan kematian seorang siswa yang dibunuh pada tahun 1988 silam.

Para demonstran kembali menyerukan unjuk rasa pada Sabtu, 13 Februari 2021.

Para pemimpin Amerika Serikat, India, Australia dan Jepang berjanji bekerja sama untuk memulihkan demokrasi di Myanmar karena kekerasan terus meningkat.

Baca Juga: Ingin Berdikari, Satgas Covid-19: Jokowi Terbuka pada Peneliti, Perekayasa, dan Akademisi

Baca Juga: Hampir Setahun Perang Dingin, Krisdayanti Mendadak Unggah Foto Aurel Hermansyah Jelang Lamaran sang Putri

Mengutip Reuters, media lokal melaporkan polisi menembaki kerumunan yang berkumpul di luar kantor polisi Tharketa, Yangon untuk menuntut pembebasan orang yang ditangkap.

Poster-poster tersebar di media sosial yang menyerukan kepada orang-orang turun ke jalan untuk memprotes junta dan menandai peringatan kematian Phone Maw, yang ditembak dan dibunuh oleh pasukan keamanan pada tahun 1988. Tempat kematian itu kemudian dikenal sebagai Institut Teknologi Rangoon.

Penembakan Phone Paw dan seorang mahasiswa lainnya yang meninggal beberapa pekan kemudian memicu unjuk rasa meluas terhadap pemerintah militer, yang saat itu dikenal sebagai kampanye 8-8-88 karena memuncak pada Agustus 1988.

Aung San Suu Kyi muncul sebagai ikon demokrasi selama gerakan dan ditahan di rumah selama hampir dua dekade.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat