kievskiy.org

Menlu AS Temui Presiden Palestina, Bahas Siapa yang 'Berkuasa' di Gaza Setelah Berakhirnya Genosida

Menteri Luar Negeri AS, Anthony Blinken.
Menteri Luar Negeri AS, Anthony Blinken. /Reuters/Leah Millis

PIKIRAN RAKYAT - Israel penjajah terus melakukan genosida di Jalur Gaza hingga Rabu 10 Januari 2024 ini. Aksi tersebut berlangsung, meski di tengah pertemuan Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Antony Blinken dengan pemimpin Palestina.

Anak buah Joe Biden itu melakukan pertemuan dengan Kepala Otoritas Palestina, dengan harapan bisa memerintah wilayah pesisir setelah perang berakhir.

Presiden Palestina, Mahmud Abbas kemudian akan membahas dorongan untuk gencatan senjata segera dalam pembicaraan dengan Raja Yordania Abdullah II dan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi di kota pelabuhan Laut Merah Aqaba.

Kekhawatiran global telah berkobar atas krisis kemanusiaan yang terus meningkat, dan Antony Blinken telah mendesak langkah-langkah demi mengurai jumlah korban sipil yang melonjak. Hal itu dilakukan sambil menyuarakan dukungan politik dan militer AS yang berkelanjutan untuk sekutu regional, utamanya Israel penjajah.

Dia mengatakan bahwa kondisi mengerikan akibat pembantaian Israel penjajah berarti korban harian warga sipil Gaza, terutama anak-anak, terlalu tinggi. Di tengah putaran terakhir diplomasi krisis AS, perang Gaza berkecamuk tanpa henti.

Tentara Israel penjajah mengatakan, telah membunuh puluhan anggota Hamas dan mencapai 150 sasaran lainnya di Maghazi tengah Gaza serta daerah Khan Yunis selatan.

'Mengorbankan Anak-anak Kami'

PBB memperkirakan 1,9 juta warga Gaza telah mengungsi di dalam wilayah terkepung yang telah mengalami blokade dan kemiskinan selama bertahun-tahun sebelum perang.

"Kami telah kehilangan uang kami, rumah kami, pekerjaan kami. Kami kehilangan pemuda kami juga. Kami telah mengorbankan anak-anak kami untuk tanah air kami," kata salah satu warga yang mengungsi, Hassan Kaskin (55).

Antony Blinken sedang dalam tur keempatnya di Timur Tengah sejak pecahnya perang. Sebelum mendatangi Israel penjajah dan Palestina, dia lebih dulu mengunjungi Turki, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat