kievskiy.org

'Lebih dari Sekadar Masjid dan Gereja', Genosida Israel Penjajah Lenyapkan Ratusan Situs Bersejarah di Gaza

Ilustrasi - Tentara Israel beroperasi di lokasi yang diberikan sebagai Beit Hanoun, jalur Gaza utara.
Ilustrasi - Tentara Israel beroperasi di lokasi yang diberikan sebagai Beit Hanoun, jalur Gaza utara. /Reuters/IDF

PIKIRAN RAKYAT - Kerugian material yang diderita warga Palestina di Jalur Gaza dalam tiga bulan pembantaian Israel penjajah belum pernah terjadi sebelumnya. Mereka tidak hanya kehilangan rumah, seluruh lingkungan, dan infrastruktur sipil, tetapi juga penghapusan sejarah di Gaza.

Penduduk menyebut hal itu sebagai 'kerusakan tak terukur lainnya, yang tidak dapat diperbaiki'. Sejak 7 Oktober 2023, militer Israel penjajah telah menargetkan dan menghancurkan puluhan situs warisan, termasuk gereja dan masjid bersejarah, museum budaya, dan struktur arkeologi yang berasal dari ribuan tahun yang lalu.

Situs-situs keagamaan utama telah menjadi target serangan udara Israel penjajah dan penembakan artileri di berbagai distrik Gaza. Banyak dari situs-situs itu telah diubah menjadi tempat penampungan bagi orang-orang Palestina yang terlantar pada saat serangan berlangsung, yang mengakibatkan puluhan korban.

Pada 18 Oktober 2023, Gereja Ortodoks Yunani Saint Porphyrius rusak oleh serangan udara Israel penjajah di Rumah Sakit Baptis Ahli yang berusia 141 tahun yang berdekatan, rumah sakit tertua di Jalur Gaza. Dua hari kemudian, gereja itu secara langsung menjadi sasaran serangan yang menewaskan sedikitnya 16 orang dan melukai puluhan lainnya di antara keluarga yang berlindung di gereja.

Warga Kristen Gaza, Randa Arteen (53) mengatakan bahwa gereja itu adalah salah satu dari sedikit situs keagamaan tempat dia dan komunitasnya berdoa dan menghabiskan hari libur keagamaan, karena Israel penjajah tidak memberi mereka izin untuk melakukan perjalanan ke Betlehem melalui penyeberangan Beit Hanoun (Erez) setiap tahun.

"Gereja-gereja di Jalur Gaza tidak banyak, tetapi semuanya sudah tua dan bersejarah. Jadi, jika satu gereja dihancurkan, itu sebenarnya bukan satu gereja, itu ratusan tahun terhapus," katanya.

"Tidak seperti gereja-gereja lain, kami memiliki hubungan spiritual khusus dengan Gereja Ortodoks Yunani pada khususnya. Ini adalah simbol Kristen Palestina di Gaza, dan bahkan di seluruh Palestina juga," ujarnya.

"Kami biasa menghadiri Natal di sana dan menyalakan pohon bersama anak-anak setiap tahun. Sulit dipercaya bahwa beberapa tempat yang tersedia bagi orang Kristen di Gaza sekarang hancur," ucap Randa Arteen menambahkan.

Gereja berusia hampir 900 tahun, salah satu yang tertua di dunia, itu adalah salah satu dari tiga gereja yang rusak di jalur Gaza.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat