kievskiy.org

AS Pindahkan Dermaga Terapung dari Gaza ke Israel, Salah Satu Jalur Bantuan Kemanusiaan

Sebuah truk membawa bantuan kemanusiaan melintasi Dermaga Trident, dermaga terapung untuk mengirimkan bantuan, di lepas pantai Jalur Gaza, 19 Mei 2024.
Sebuah truk membawa bantuan kemanusiaan melintasi Dermaga Trident, dermaga terapung untuk mengirimkan bantuan, di lepas pantai Jalur Gaza, 19 Mei 2024. /U.S. Army Central/Handout via REUTERS

PIKIRAN RAKYAT - Militer Amerika Serikat (AS) sedang bersiap untuk memindahkan sementara dermaga terapung, Trident, di lepas pantai Gaza. Dermaga itu merupakan salah satu jalur tersalurkannya bantuan kemanusiaan bagi warga Palestina. Apa alasan AS mencopot dermaga dari titik semula?

Bantuan mulai berdatangan melalui dermaga buatan AS sejak tanggal 17 Mei 2024. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan pihaknya mengangkut 137 truk bantuan ke gudang, sekitar 900 metrik ton, sebelum AS mengumumkan pada tanggal 28 Mei bahwa mereka telah menghentikan operasi karena alasan perbaikan.

Dermaga terapung militer AS di lepas pantai Gaza baru saja kembali membawa bantuan kemanusiaan ke wilayah tersebut setelah ditangguhkan selama akhir pekan.

Namun, tak lama setelahnya, dermaga tersebut kemungkinan akan dipindahkan ke pelabuhan Ashdod di wilayah Israel Penjajah. Hal itu, dikonfirmasi AS dikarenakan alasan eksternal yang tak dapat dihindari.

Antara lain, karena kondisi laut yang diperkirakan akan melanda. Alhasil, upaya bantuan kemanusiaan yang telah dimulai sejak Mei harus terhambat oleh cuaca buruk. Dermaga akan Kembali ke titik pantai Gaza, setelah kondisi laut membaik.

Jumat, 14 Juni 2024, PBB mengungkap bahwa pihaknya masih belum bisa melanjutkan pengangkutan bantuan dari dermaga ke gudang Program Pangan Dunia PBB.

“Rekan-rekan keamanan kami masih berupaya memastikan kondisi aman untuk pekerjaan kemanusiaan dapat dimulai kembali,” kata wakil juru bicara PBB, Farhan Haq, dikutip dari Reuters, Sabtu, 15 Juni 2024.

Presiden AS, Joe Biden, pada bulan Maret 2024 mengumumkan rencana untuk membangun dermaga pengiriman bantuan ketika 'wabah' kelaparan akut melanda Gaza, daerah kantong dengan jumlah penduduk 2,3 juta orang di bawah kepemimpinan Hamas.

Dermaga ini diperkirakan menelan biaya ratusan juta dolar untuk 90 hari pertama dan melibatkan sekitar 1.000 anggota layanan AS.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat