PIKIRAN RAKYAT - LEVEL kewaspadaan Covid-19 Kota Bogor tergelincir dari zona kuning menjadi zona orange. Hal itu terjadi karena setiap harinya, kasus Covid-19 masih terus bertambah.
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Bogor Dedie A Rachim mengatakan, dengan menyandang zona orange, Kota Bogor dinilai belum terlalu siap untuk melaksanakan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB).
“Saat ini memang sedikit tergelincir ke zona orange, ini semacam peringatan. Saat ini di Kota Bogor sudah ada 181 kasus terkonfirmasi. Menurut ahli epidemiologi , sekarang kita belum mencapai puncak kasus Covid-19, kira-kira puncaknya terjadi sekitar September-Oktober,” ujar Dedie A Rachim dalam diskusi webinar bertajuk Demokrasi di Tengah Pandemi, Selasa 30 Juni 2020.
Baca Juga: PDIP Cimahi Pasang 500 Bendera untuk Respons Pembakaran, Satpol PP:Melanggar Perda dan Harus Dicabut
Dedie mengatakan, berdasarkan kajian epidemiologi, jika Kota Bogor tidak berhati-hati dan mengabaikan protokol kesehatan, kasus Covid-19 diprediksi bisa mencapai 72.000 orang. Angka tersebut dinilai berbahaya, sehingga pencegahan menjadi suatu keharusan.
“Bisa dibayangkan ya, jika benar angkanya sampai 72.000 kasus. Makanya, kita harus benar-benar menghitung ulang, berapa yang sembuh, berapa yang terkonfirmasi positif. Upaya pencegahan harus jadi keharusan,” kata Dedie.
Menurut Dedie, sejauh ini Kota Bogor masih menjalankan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi hingga 2 Juli 2020. Pemerintah Kota Bogor akan memutuskan langkah selanjutnya pada 3 Juli 2020, apakah akan memperpanjang PSBB, atau melanjutkan fase baru semacam persiapan AKB di Kota Bogor.
Baca Juga: Seluruh Pasien Positif Covid-19 di Kabupaten Cirebon Sembuh, Sisa Satu Warga Palopo
Selama pelaksanaan PSBB, kasus Covid-19 memang bisa dikendalikan secara minimal. Namun demikian, kasus terkonfirmasi tetap tinggi karena 8 sektor yang dikecualikan tetap merepresentasikan kehidupan sehari-hari.
“Saya ingin menyampaikan bahwa selama 3-4 bulan mengalami pandemi Covid-19, ada dampak sosial, dan ekonomi yang dirasakan. Kita harus mengalokasikan anggaran untuk menanggulangi jaringan pengaman sosial. Di Kota Bogor ada 159.000 keluarga, bayangkan Kota Bogor ini punya 320 keluarga, artinya hampir setengah penduduk terdampak Covid-19,” ujar Dedie.