kievskiy.org

Hikmah Invasi Rusia ke Ukraina: Independensi atau Aliansi Negara Demokratis?

Adanya invasi Rusia Ukraina membawa hikmah bisa lihat independensi atau aliansi antara negara demokratis.
Adanya invasi Rusia Ukraina membawa hikmah bisa lihat independensi atau aliansi antara negara demokratis. /Freepik/pch.vector Freepik/pch.vector

PIKIRAN RAKYAT - Hari ini perang Rusia – Ukraina telah memasuki hari ke – 20 (invasi Rusia dimulai pada 24 Februari 2022) dan belum ada tanda-tanda akan berakhir.

Perang ini telah memakan korban sekitar 15 ribu jiwa, dan menciptakan sekitar 2,8 juta pengungsi.

Serangan Rusia dapat dihentikan oleh Presiden Putin apabila tuntutan-tuntutan Rusia dipenuhi. Presiden AS Joe Biden telah menegaskan bahwa AS tidak akan terlibat perang melawan Rusia di Ukraina guna mencegah meluasnya perang.

Namun akan lain halnya jika Rusia berani-berani menyerang salah satu anggota NATO. AS kini telah menyiagakan ribuan tentara di Eropa.

Baca Juga: Diduga Depresi Berat, Prajurit TNI Tembak Seorang Anggota Brimob hingga Tewas

Taiwan "bukan Ukraina"

Taiwan bukan Ukraina dan selalu menjadi bagian tak terpisahkan dari China, demikian tegas Beijing menanggapi pernyataan Presiden Tsai Ing-wen yang menyerukan masyarakat pulau itu untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kegiatan militer asing. Komentar Ing-wen itu muncul setelah Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menyebut adanya ancaman bagi Taiwan dalam pernyataan tentang konsekuensi dunia jika negara-negara Barat gagal memenuhi janji mereka untuk mendukung kemerdekaan Ukraina. Namun Taiwan melaporkan tidak ada manuver yang tidak biasa baru-baru ini oleh pasukan Cina meskipun ketegangan atas Ukraina telah meningkat.

Berbicara di Beijing, juru bicara Kementerian Luar Negeri Hua Chunying menolak adanya hubungan antara masalah Ukraina dan Taiwan. "Taiwan bukan Ukraina," katanya. "Taiwan selalu menjadi bagian tak terpisahkan dari China. Ini adalah fakta hukum dan sejarah yang tak terbantahkan." Masalah Taiwan adalah salah satu yang tersisa dari perang saudara, tetapi integritas China seharusnya tidak pernah dikompromikan, demikian Hua. Pemerintah Republik Tiongkok melarikan diri ke Taiwan pada 1949 setelah kalah perang saudara dari Komunis, yang mendirikan Republik Rakyat Tiongkok.

Baca Juga: Kemenkes: Indonesia Masih Jauh dari Prasyarat Masuk Status Endemi Covid-19

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat