kievskiy.org

Ancaman PHK Global di Tengah Resesi Global

Ilustrasi PHK.
Ilustrasi PHK. /Pixabay/geralt

PIKIRAN RAKYAT - Pasca sederetan perusahaan rintisan (startup) rontok satu per satu di Bulan September 2022, menyusul kiwari, sejumlah industri berkelas internasional pun tak kuasa  menahan badai pemutusan hubungan kerja (PHK).

Salah satu industri peralatan rumah tangga terbesar Eropa bakal memangkas sekitar 4000 orang pekerjanya sebagai bagian dari program restrukturisasi, menyusul kerugian besar di kuartal ketiga tahun ini, khususnya di pasar Amerika Utara.

Di tanah air pun kabar kurang sedap berkaitan dengan PHK terdengar antara lain dari industri otomotif  sepeda motor roda tiga di Subang, perusahaan ekspedisi, sektor telekomunikasi, dan tekstil di Kabupaten Bandung.

Khusus untuk  tekstil dan produk tekstil (TPT) tercatat sejumlah pabrik yang telah meliburkan para pekerjanya pada hari sabtu dan minggu dan memilih pola hari kerja hanya berkisar 4-5 hari per minggu sampai terpaksa mengambil langkah mematikan sejumlah lini produksinya.

Baca Juga: Indonesia Bukan Cuma Pulau Jawa, Mari Segera Keluar dari Tempurung

Apakah bayang-bayang stagflasi mulai mendekati Indonesia? sejumlah pengamat meramalkan tahun depan merupakan periode yang sulit, di mana banyak negara bakal mengalami resesi global.

Pelemahan ekonomi global akibat perang berkepanjangan Rusia-Ukraina telah mulai terasa dampaknya di tanah air, khususnya dalam dua bulan terakhir. 

Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Jawa Barat menyebutkan bahwa gelombang PHK di Jabar terus meningkat di mana sektor padat karya seperti tekstil sejauh ini paling banyak melakukan pengurangan karyawan dan diperkirakan telah mencapai 79.000 pekerja, ujar Ketua APINDO Jabar, Ning Wahyu Astutik.

HUKUM POSITIF

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat