kievskiy.org

Inflasi Diperlakukan Sama Seperti Covid-19 karena Perekonomian Negara Bisa Kolaps

Ilustrasi uang Rupiah.
Ilustrasi uang Rupiah. /Pikiran Rakyat/Yusuf Wijanarko

PIKIRAN RAKYAT – Presiden Jokowi telah mengingatkan gubernur, bupati, dan wali kota tentang bahaya inflasi yang tak terkontrol. Bahkan, Jokowi meminta pemerintah daerah terus memonitor pergerakan inflasi.

Pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung 2 tahun lebih telah menaikkan angka inflasi, di dunia termasuk Indonesia.

Bahkan, beberapa negara mulai kesulitan akibat tingkat inflasi yang sudah di atas 10 persen. Salah satu negara itu ialah Inggris yang selama ini dianggap sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi cukup bagus. Namun, dalam dua tahun terakhir Inggris mengalami pukulan ekonomi yang sangat keras.

Inflasi memang momok menakutkan di banyak negara. Pasalnya, inflasi tinggi menyebabkan bank sentral menaikkan suku bunganya.

Permasalahannya, dua hal itu dapat diperparah daya beli yang mulai menurun dan dapat memantik resesi ekonomi.

Inflasi juga berpengaruh dan merugikan konsumen karena gaji atau penghasilan jadi stagnan. Sementara biaya pengeluaran atau belanja membengkak akibat kenaikan harga barang atau jasa.

Konsekuensinya, kita sebagai konsumen membatasi belanja, termasuk belanja properti dan lain-lain. Efeknya, penjualan ritel dan bisnis properti terganggu. Perputaran uang melamban. Akhirnya, perekonomian negara bisa kolaps.

Tentu saja, semua negara di dunia berusaha keras mencegah efek mengerikan dari inflasi yang tak terkendali itu.

Akan tetapi, mengendalikan inflasi tak semudah membalikkan telapak tangan. Bagi negara super power seperti AS saja, mengendalikan inflasi bukan hal yang mudah.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat