kievskiy.org

Membangun Identitas Kuliner Indonesia melalui Gastrodiplomasi dan Perlindungan Indikasi Geografis

Ilustrasi destinasi wisata kuliner di Kota Bandung.
Ilustrasi destinasi wisata kuliner di Kota Bandung. /Antara/Adebg Bustomi

PIKIRAN RAKYAT - Indonesia bukanlah nama baru di panggung kuliner internasional. Kuliner Indonesia banyak muncul sebagai ikon kuliner dunia.

Rendang, kuliner khas Padang, Sumatra Barat, dinobatkan sebagai juara dalam daftar 50 makanan terlezat di dunia pada 2017. Nasi goreng berada di urutan kedua, dan sate berada di urutan ke-14.

Kekayaan kuliner Indonesia yang terbentuk dari keragaman budaya didukung kondisi alam, kekayaan sumber daya alam, kondisi iklim, keanekaragaman flora dan fauna serta keterampilan masyarakatnya. Ini semua menunjukkan potensi besar yang dapat digali dan dikembangkan sebagai sarana diplomasi publik dan penguatan nation branding melalui gastrodiplomasi.

Konsep gastrodiplomasi dipelopori oleh Paul S. Rockower, dan merujuk pada kampanye terpadu dan berkelanjutan oleh pemerintah, bekerja sama dengan aktor non-negara untuk meningkatkan nilai nation branding melalui makanan.

Baca Juga: Keluarga dan Peran Pentingnya dalam Prestasi Belajar Anak

Istilah gastrodiplomasi pertama kali digunakan oleh The Economist pada 2002 untuk menggambarkan upaya pemerintah Thailand untuk mempromosikan masakan negaranya ke seluruh dunia, yang menandai dimulainya kampanye gastrodiplomasi yang disponsori negara.

Mary Jo Pham menguraikan gastrodiplomasi sebagai praktik pemerintah mengekspor sejarah kuliner nasionalnya dalam upaya meningkatkan nation branding, mempromosikan investasi ekonomi dan perdagangan melalui interaksi antara budaya dan kuliner, memadukan kuliner dengan nilai-nilai nasional sebagai sarana komunikasi dan secara luas yang pada akhirnya membawa berbagai keuntungan bagi bangsa itu sendiri.

Gastrodiplomasi menjadi strategi yang semakin populer untuk diplomasi publik dan penguatan nation branding. Banyak negara telah menerapkan gastrodiplomasi selama beberapa dekade terakhir untuk meningkatkan pengaruh budaya mereka di seluruh dunia dan menciptakan nation branding yang lebih kuat bagi mereka dan meningkatkan pemahaman lintas budaya.

Mengambil Thailand sebagai contoh, pemerintah Negeri Gajah Putih meluncurkan Global Thai Campaign pada 2002 untuk rebranding pariwisata nasional demi meningkatkan kunjungan turis asing.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat