kievskiy.org

Tantangan Media Konvensional pada Era Digital

Ilustrasi media sosial.
Ilustrasi media sosial. /Pixabay/Gerd Altmann

PIKIRAN RAKYAT - Richard Susskind dalam buku berjudul Tomorrow’s Lawyers (2013) mengungkap kegalauannya sedang berada di era digital yang mendorong media sebagai produk berkembang cukup pesat dan relatif sulit dikontrol.

Media sosial dijadikan sebagai sarana komunikasi yang memungkinkan bagi penggunanya melampaui batas negara dengan akses yang tanpa batas, sehingga dapat berinteraksi, menjalin kerja sama, bertukar-pikiran, berbagi pengalaman, dan membentuk kelompok atau komunitas secara virtual.

Lantaran tidak dapat dipungkiri bahwa media sosial bagian yang selalu dipersepsikan sebagai ruang terbuka.

Media sosial juga merupakan produk dari kemajuan teknologi yang cukup pesat. Teknologi komunikasi dan informasi telah menggeser cara manusia berinteraksi sosial, mulai dari bertatap muka secara langsung (face to face), komunikasi melalui telepon (communication by phone), dan akhirnya sampai ke interaksi menggunakan media sosial, dengan berbagai platform.

Tiada hari hari tanpa memantau media sosial

Penyebaran berita atau informasi melalui media cetak, radio, dan media televisi pun telah bergeser ke media sosial. Artinya, pada eranya media cetak, radio dan televisi telah memainkan peran yang signifikan dalam memenuhi kebutuhan informasi masyarakat. Seiring kehadiran media sosial, penggunaan media cetak, radio, dan televisi juga mengalami penurunan yang signifikan.

Semua telah berubah, bentuk penyebaran informasi makin beragam, mulai dari Twitter, YouTube, hingga unggahan ke media sosial lainnya. Kondisi ini tentu membuat tantangan dunia pers makin berat di tengah geliat perkembangan media sosial.

Dari penelitian Dandi Supriadi pada 2015-2019 diketahui, media sosial menjadi elemen penting dalam produksi berita saat ini. Setidaknya ada tiga media online besar di Indonesia yang menyatakan, mereka harus berusaha keras untuk mempertahankan loyalitas khalayaknya yang sudah banyak beralih ke media sosial.

Alasan mereka beralih karena secara digital konten di media sosial lebih mudah diakses. Selain itu, mereka lebih mudah memilih informasi mana yang dirasa penting untuk diakses karena mereka melihat topik yang sedang banyak diperhatikan oleh orang-orang dalam jaringan pertemanannya.

Cara yang paling lazim dilakukan oleh media, termasuk ketiga media online di Indonesia itu, dengan turut bergabung dalam komunitas media sosial, kemudian menyebarkan tautan berita disertai lead yang membuat penasaran melalui akun media sosialnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat