kievskiy.org

Menilik Fenomena Aliran Sesat Serta Penanganannya

Ilustrasi aliran sesat.
Ilustrasi aliran sesat. /Pixabay/artadyagumelar

PIKIRAN RAKYAT - Belakangan bermunculan paham yang menjurus ke perilaku sesat dalam menjalankan kewajiban beragama. Kemudian berbagai komentar saling bersahutan untuk meyakinkan pihak lain meyakininya bahwa itu aliran sesat.

Salah satu yang sedang viral adalah pesantren Al-Khafiyah, dengan berbagai perilaku peribadatan tidak sesuai dengan yang semestinya. Kemudian Pesantren Al-Zaytun Indramayu juga disinyalir sesat karena beberapa perilaku peribadatannya menyimpang.

Pengertian aliran sesat

Seseorang yang perjalanannya ke luar dari jalur semestinya dan tidak sampai ke arah tujuan dinyatakan tersesat, orang yang melakukan perbuatan keluar dari ketentuan agama disebut telah disesatkan setan, notasi yang salah pada sebuah rumus bisa menyesatkan penggunanya.

Dari tiga contoh penjelasan tersebut memberi arti bahwa sesat itu mengakibatkan seseorang tidak bisa sampai ke tujuan yang semestinya. Tersesat bisa karena diawali tidak tahu jalan, proses atau prosedur, sehingga mencari jalan sendiri dan berubah arah. Bisa juga dikarenakan bujukan sehingga bersedia untuk keluar dari jalur yang seharusnya.

Baca Juga: Pesantren Al Zaytun dan Delik Agama

Sekecil apa pun yang ada di jalan, proses atau prosedur yang mengakibatkan orang tersesat dikatakan menyesatkan, sehingga jalan, proses, prosedurnya disebut aliran sesat. Orang yang dengan sengaja membuat aliran sesat adalah orang yang menghendaki orang lain tidak sampai ke tujuan yang sebenarnya.

Pasalnya, dia sendiri tidak mampu mencapai tujuan tersebut. Dinyatakan oleh iblis bahwa dia akan menyesatkan semua manusia kecuali mereka yang ikhlas beribadah. Kesesatan bisa dilakukan perorangan, tetapi umumnya dilakukan berkelompok sehingga saling menguatkan dan diajarkan kemudian membudaya.

Karakter

Banyak yang tidak tahu bahwa budaya itu dibentuk oleh karakter dan akan muncul pada sebuah komunitas yang memiliki tempat yang tetap sehingga bisa menurunkan karakter-karakter khas milik komunitas tersebut. Setiap karakter dalam komunitas diturunkan kepada generasi berikutnya seolah ingin mempertahankan karakter tersebut pada komunitasnya.

Generasi baru akan terus diajarkan mengenai karakter khas komunitasnya. Karakter itu permanen sulit sekali diperbaiki atau diubah, apalagi dihapus. Semua ini akan terjadi di semua komunitas yang memiliki tempat tetap, termasuk lembaga pendidikan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat