kievskiy.org

Narasi Gunung

Kolase foto buku Rasiah Gunung Rakata, karikatur, dan foto bersama Prof. Adjat Sudradjat.
Kolase foto buku Rasiah Gunung Rakata, karikatur, dan foto bersama Prof. Adjat Sudradjat. /Dok. Hawe Setiawan

PIKIRAN RAKYAT - Hari ini bertepatan dengan 137 tahun peristiwa meletusnya Gunung Rakata pada 27 Agustus 1883. 

Kebetulan, saya mendapat undangan ke dalam sebuah forum mengenai “literasi kebencanaan geologi”. 

Sebagai orang awam di bidang tersebut, saya tertarik oleh pemakaian bahasa, khususnya bahasa tulis, oleh para ahli gunung api. 

Baca Juga: Janji Insentif Cair bagi Petugas Pemulasaraan Jenazah Covid RSUD Soekardjo Tasikmlaya Belum Terwujud

Saya melihat bahwa bahasa ibu saya, bahasa Sunda, telah diperkaya oleh ilmuwan geologi yang menyampaikan narasi gunung api.

Dalam hal ini saya membaca Rasiah Gunung Rakata (Rahasia Gunung Rakata) karya Prof. Adjat Sudradjat, ahli vulkanologi, guru besar emeritus dari Universitas Padjadjaran, yang juga mengajar di Akademi Budaya Sunda-Universitas Pasundan. 

Buku 614 halaman yang diterbitkan oleh Galeripadi pada 2017 ini ditulis dalam bahasa Sunda, yakni bahasa ibu Prof. Adjat, putra Sunda kelahiran Tasikmalaya. 

Baca Juga: Janji Insentif Cair bagi Petugas Pemulasaraan Jenazah Covid RSUD Soekardjo Tasikmlaya Belum Terwujud

Pak Adjat juga menulis dalam bahasa Inggris dan, tentu saja, bahasa Indonesia. Pengetahuannya mengenai gunung api dituangkan dalam berbagai bentuk karangan, tak terkecuali novel. 

Adapun Rasiah Gunung Rakata merupakan buku nonfiksi, bersifat ilmiah, dan dapat dibaca oleh banyak orang. Kiranya, inilah buku ilmiah yang paling menarik yang pernah ditulis dalam bahasa Sunda. 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat