kievskiy.org

Ateis Praktis dan Tuhan Empirik

Ilustrasi kepercayaan.
Ilustrasi kepercayaan. /Pexels/Rodolfo Clix

PIKIRAN RAKYAT - “Tuhan itu sudah mati, karenanya Tuhan itu tidak ada” Demikian kata Friedrich Wilhelm Nietzsche (1844-1900 M), seorang filsuf yang memproklamirkan kematian Tuhan alias Tuhan itu tidak ada.

Masih tentang Tuhan, Thomas L. Friedman, seorang kolumnis asal Amerika, pernah mendapatkan pertanyaan dari seorang pemuda tentang eksistensi Tuhan. Dalam acara peluncuran salah satu buku karyanya “The Lexus and The Oliver Tree” di Portland Theater, Oregon, USA, seorang pemuda bertanya kepadanya seputar isi buku yang salah satu bahasannya tentang cyberspace (dunia maya). “Menurut Anda, adakah Tuhan di cyberspace?”

Mendengar pertanyaan tersebut, ia tampak kebingungan dan menangguhkan jawabannya. Beberapa minggu kemudian, ia mengajukan pertanyaan sang pemuda tersebut kepada seorang pakar agama.

Baca Juga: Bayang-Bayang Krisis Pangan Pascapandemi Covid-19

"Tergantung. Tuhan mana yang Anda maksud. Jika Tuhan yang Anda maksud hanya Tuhan yang diucapkan secara kata-kata, Tuhan itu Mahakuasa, Maha Melihat, Maha Mengawasi, dan lain sebagainya, namun keyakinan kepada-Nya tidak tembus ke dalam hati, maka Tuhan sering dianggap “tidak ada”. Buktinya, orang-orang berani menghujat, menghina, menipu, dan melakukan beragam perbuatan nista di cyberspace, tanpa merasa lagi perbuatannya disaksikan Tuhan."

Kemudian pakar agama tersebut melanjutkan, “Sebaliknya, Tuhan itu akan tetap ada di mana saja bagi mereka yang keyakinan terhadap-Nya tembus ke dalam hati. Ia selalu merasa diawasi dan merasakan kehadiran-Nya. Ia tak pernah meninggalkan dirinya dalam kondisi apa pun.”

Dari dua cerita tersebut, kita dapat menarik beberapa pelajaran tentang ketuhanan. Hal yang dilakuan Friedrich Wilhelm Nietzsche dengan pernyataan “Tuhan telah mati” merupakan kepercayaan ateisme alias tak percaya kepada eksistensi Tuhan. Aliran ini berkeyakinan, beragam fenomena kehidupan dapat diselesaikan dengan akal dan ilmu pengetahuan, tak perlu melibatkan eksistensi Tuhan.

Baca Juga: Sampah Organik, Solusi Nyata Menangkal Bandung Lautan Sampah Jilid II

Dari cerita berikutnya terdapat dua hal menarik tentang ketuhanan, yakni ketuhanan secara konsepsi dan persepsi, dan ketuhanan secara empirik. Ketuhanan secara konsepsi dan persepsi merupakan keyakinan akan keberadaan Tuhan sebagai Zat yang pada-Nya melekat sifat ke-Maha-an, Maha Mengetahui, Maha Mengawasi, Maha Mendengar, Maha Melihat, dan sebagainya. Namun, Tuhan secara konsepsi dan persepsi ini sering hanya sebatas ada dalam ucapan dan pikiran, tak tembus ke dalam hati, dan tak diimplementasikan dalam kehidupan nyata.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat