kievskiy.org

Distribusi Zakat Harus Dibenahi, Solusi Inovatif untuk Atasi Kemiskinan dan Pendidikan

Ilustrasi zakat.
Ilustrasi zakat. /Pixabay/Nattanan23

PIKIRAN RAKYAT - Zakat merupakan rukun Islam ketiga, kewajiban bagi orang-orang yang hartanya telah mencapai nishab. Lebih dari itu, zakat memiliki dimensi ganda, yakni sebagai ibadah transendental.

Ketua Baznas RI Noor Achmad pada akhir tahun lalu sempat menyatakan, potensi zakat secara nasional mencapai Rp5 triliun setahun, jika 133 Unit Pengumpul Zakat (UPZ) se-Indonesia dapat mengoptimalkan cara pengumpulan dana dari muzakki atau wajib zakat. Kenyataannya, sepanjang 2023, total pengumpulan zakat baru mencapai Rp259 miliar. Jumlah yang sangat jauh dari potensi yang ada.

Berdasarkan hasil kajian, potensi zakat penghasilan tertinggi ditempati oleh zakat penghasilan pegawai BUMN sebesar Rp2,57 triliun lalu zakat karyawan perusahaan nasional yang mencapai Rp2,301 miliar.

Selanjutnya adalah potensi zakat penghasilan ASN kementerian sekira Rp726 miliar, potensi zakat ASN Lembaga Pemerintah Non-Kementerian Rp102 miliar, potensi zakat ASN Lembaga Negara Rp71 miliar. Sedangkan potensi zakat TNI dan Polri tercatat sebesar Rp46 miliar dan potensi zakat pegawai BI dan OJK tercatat senilai Rp16 miliar.

Kemiskinan dan biaya pendidikan

Melihat potensi yang ada, seharusnya zakat bisa menjawab banyak masalah yang ada, terutama soal kemiskinan dan biaya pendidikan. Bahkan, jika penerimaan dan penyaluran zakat bisa lebih dioptimalkan, bukan tidak mungkin kasus penahanan ijazah oleh sekolah karena belum membayar biaya pendidikan di sekolah tersebut, tak kan pernah ada.

Bahkan mungkin, kasus mahasiswa yang tak mampu membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT) kemudian disarankan mengajukan pinjaman online (pinjol) seperti yang sedang ramai diperbincangkan, tidak akan terjadi pula.

Sebab, Baznas sudah mendistribusikan hasil pengumpulan zakat itu untuk program beasiswa kepada pelajar se-Indonesia dengan jumlah penerima 5.000 pelajar. Jumlah yang tentu masih sangat sedikit. Noor Achmad sendiri berharap, tahun ini beasiswa bisa ditingkatkan hingga 15.000 penerima.

Dia juga menyampaikan, belum tercapainya potensi zakat bukan karena kondisi ekonomi yang belum membaik. Sebab, melihat ada pertumbuhan nilai zakat setiap tahun. Dia menilai, berzakat bukan hanya persoalan ekonomi tapi bagaimana cara dakwah kepada muzakki agar mereka bersedia menunaikan kewajibannya sesuai dengan syariat Islam.

Penelitian soal manfaat zakat bagi pengentasan kemiskinan dan biaya pendidikan sebenarnya sudah banyak dilakukan. Hanya saja, sampai saat ini persoalan kemiskinan dan biaya pendidikan masih menjadi masalah yang belum terselesaikan.

Sejumlah penelitian mengungkap, bukan soal jumlah yang menjadi masalah mengapa zakat belum bisa mengentaskan kemiskinan. Salah satunya karena pendistribusian zakat yang belum optimal. Sebagian besar pendistribusian zakat baru pada tahap yang penting terdistribusi dan sebagian besar untuk keperluan konsumsi.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat