kievskiy.org

Timnas Indonesia di Piala Asia 2023: Sejarah Baru dan Catatan Penting yang Perlu Dievaluasi

Penggawa timnas Indonesia Marselino Ferdinan saat dikawal ketat pemain Irak di Stadion Ahmad bin Ali, Al Rayyan, Senin, 15 Januari 2024.
Penggawa timnas Indonesia Marselino Ferdinan saat dikawal ketat pemain Irak di Stadion Ahmad bin Ali, Al Rayyan, Senin, 15 Januari 2024. /PSSI

PIKIRAN RAKYAT - Datang sebagai tim dengan ranking terendah FIFA ke Piala Asia di Qatar, Tim Nasional Indonesia ternyata bisa mengukir sejarah. Untuk pertama kalinya skuad Garuda bisa lolos ke babak 16 Besar, sekaligus memenuhi target yang dibebankan PSSI.

Indonesia memang hanya menempati posisi ketiga di Grup D di bawah Irak dan Jepang. Namun, hasil imbang 1-1 pada laga Oman melawan Kirgistan membuat Indonesia lolos dari lubang jarum. Anak asuh Shin Tae-yong itu pun menjadi tim terakhir yang masuk ke fase sistem gugur setelah menempati posisi keempat tim peringkat ketiga terbaik bersama Yordania, Suriah, dan Palestina.

Terlepas dari apa pun hasil pertandingan melawan Australia di babak 16 Besar, prestasi yang ditorehkan anak-anak Indonesia telah menjadi sejarah tersendiri. Apalagi jika mereka bisa lolos sampai perempat final. Lolos sampai perdelapan final saja sudah menjadi pencapaian tertinggi.

Sebelumnya, Indonesia tercatat telah empat kali berpartisipasi di Piala Asia, yaitu pada 1996 di Uni Emirat Arab, 2000 di Lebanon, 2004 di China, dan terakhir 2007 di Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Vietnam. Selama empat kali mengikuti Piala Asia tersebut, Indonesia belum dapat memberikan prestasi yang membanggakan karena selalu kalah di fase grup.

Meskipun banyak yang menilai kelolosan Indonesia berbau keberuntungan, penampilan Indonesia di Piala Asia ini ternyata mendapatkan banyak pujian dari pengamat. Skuad Garuda memang menelan dua kekalahan dari Irak dan Jepang di babak penyisihan grup. Namun, mereka bisa memberikan perlawanan sengit.

Diisi skuad paling muda secara usia dan pengalaman di Piala Asia kali ini, penampilan Indonesia pun dinilai menjanjikan ke depan. Hal itu terlihat saat mereka menang 1-0 atas Vietnam, yang menjadi kunci keberhasilan lolos ke fase knock out di Qatar. Anak asuh Shin Tae-yong bisa terus berlari selama 90 menit lebih dengan semangat pantang menyerah. Bahkan, pelatih Vietnam Philippe Trousier pun memuji perkembangan yang ditunjukkan anak-anak Garuda di Piala Asia ini. Secara sportif, dia mengakui Indonesia layak menang di laga tersebut.

Catatan bagi Timnas Indonesia

Meskipun begitu, bukan berarti penampilan Indonesia di Qatar ini tanpa catatan. Banyak evaluasi yang harus dilakukan Shin sebagai pelatih. Masih lemahnya koordinasi khususnya di lini belakang, membuat banyak celah yang bisa dimanfaatkan lawan. Hal itu terlihat dari gol-gol yang bersarang ke gawang Ernando Ari yang sebagian besar terjadi karena kesalahan di lini pertahanan. Minimnya pengalaman bertanding di kancah besar seperti Piala Asia dan juga tingginya ego para pemain muda menjadi hal yang perlu dibenahi ke depan.

Pada Piala Asia kali ini, mungkin Shin juga bisa dikatakan cukup beruntung memiliki komposisi pemain yang mumpuni. Apalagi, sebagian besar yang menjadi skuad inti adalah pemain naturalisasi atau pemain lokal yang bermain di kompetisi luar negeri yang cukup kompetitif. Terlepas dari kontroversi yang menyertainya, para pemain naturalisasi itu harus diakui telah membuat perubahan besar dari sisi visi dan cara bermain.

Hal itu pun diakui oleh pelatih asal Korea tersebut. Tak heran, dari sebelas pemain inti mungkin hanya tiga atau empat nama yang berlaga di Liga Indonesia yang sempat masuk menjadi starting eleven. Mereka adalah Ernando Ari (kiper), Rizky Ridho, Yacob Sauri, Egi Maulana Fikri. Sisanya adalah para pemain yang berlaga di kompetisi luar. Shin tentu sudah melihat sistem kompetisi di tanah air, selain juga karena ingin memperkuat fondasi timnas dengan bertumpu para kekuatan pemain muda.

Kondisi itu ternyata tidak membuat semua pihak senang. Masih banyak nada sumbang terkait kepempimpinan Shin di timnas. Bahkan, sebelum keberangkatan ke Piala Asia pun banyak kritik yang diarahkan kepada pelatih asal Korea Selatan itu. Namun, tentunya kita harus fair melihat dari semua sisi sehingga apa yang akan diputuskan PSSI ke depan terkait keberlangsungan timnas adalah yang terbaik.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat