kievskiy.org

Dugaan Kebocoran Data Pribadi Sudah Dilaporkan Sejak Juli, Respons Kementerian Kesehatan Disorot

Ilustrasi data pribadi.
Ilustrasi data pribadi. /Pixabay/mohamed_hassan

PIKIRAN RAKYAT – Publik kembali dikejutkan dengan informasi diduga bocornya data pribadi milik pengguna aplikasi Electronic Health Alert (e-HAC) dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Diduga ada 1,3 juta data pengguna aplikasi Electronic Health Alert (e-HAC) yang terekspos dengan total besaran data mencapai 2 gigabyte.

Aplikasi e-HAC merupakan kartu kewaspadaan kesehatan yang menjadi salah satu persyaratan wajib bagi masyarakat ketika bepergian di dalam maupun luar negeri.

Dugaan kebocoran data e-HAC pertama kali ditemukan oleh peneliti keamanan siber dari VPNMentor.

Baca Juga: Pembuat Mural 'Tuhan Aku Lapar' Akalnya Disebut Hilang, Ustaz: Lapar Itu Beli Beras, Bukan Beli Cat

Tim peneliti VPNMentor Noam Rotem dan Ran Locar menyebutkan bahwa e-HAC tidak mempunyai privasi maupun protokol keamanan data yang mumpuni.

Oleh karena itu, tim peneliti VPNMentor Noam Rotem dan Ran Local menilai bahwa tidak adanya privasi maupun protokol keamanan data yang mumpuni menyebabkan data pribadi lebih dari 1,3 juta pengguna terekspos melalui server.

VPNMentor melaporkan bahwa tidak hanya pengguna e-HAC yang datanya terekspose, tetapi juga seluruh infrastruktur yang berkenaan dengan e-HAC.

Baca Juga: Daftar Data yang Diduga Bocor di Aplikasi eHAC: Ada Nomor Telepon hingga Nama Orangtua

Infrastruktur yang dimaksud seperti data tes Covid-19 yang dilakukan penumpang, data pribadi penumpang, data rumah sakit hingga data staf e-HAC.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat