PIKIRAN RAKYAT – Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS) bakal alih fungsikan lahan hutan tropis, di Pulau Nusakambangan Kabupaten Cilacap Jawa Tengah, untuk ladang jagung dan sawah tadah hujan.
Pembukaan lahan hutan di Pulau Nusakambangan seluas 55 hektare, untuk ditanami jagung dan padi.
Ini salah satu dari upaya Dirjen PAS untuk memenuhi pangan atau makanan, bagi para warga binaan pemasyarakatan di Cilacap.
Baca Juga: Virus Corona Ancam Penyelenggaraan Olimpiade Tokyo 2020, Kontingan Indonesia Turut Khawatir
"Pembukaan lahan untuk ketahanan pangan para napi, untuk mendukung Resolusi Pemasyarakatan Tahun 2020 sudah kita mulai sejak Januari," kata Koordinator Lapas se-Nusakambangan Koordinator Lapas Se-Nusakambangan dan Cilacap Erwedi Supriyatno usai mengikuti Video Conference dengan Dirjen Pas di aula Wismasari Nusakambangan Kamis, 27 Februari 2020.
Pulau Nusakambangan sangat luas 21.600 hektare, dengan panjang 35 kilometer dengan lebar 5 kilometer.
Untuk mempersiapkan lahan sawah dan ladang jagung pihaknya harus membuka hutan. Target 2020 adalah pembukaan lahan hutan seluas 55 hektare, sekitar 40 haktare khusus untuk tanaman jagung dan sisanya 15 hektare untuk sawah.
Baca Juga: 70 Tahun Hubungan Diplomatik Rusia-Indonesia, dari Militer Hingga Lagu Panon Hideung
Namun luasan lahan ini tidak bisa tergap semua karena tidak seimbangnya jumlah narapidana yang ditempatkan di lapas manimum security untuk menggarap lahan.
"Lapas Nusakambangan brersama dengan Lapas Tangerang sebagai pilot project pembangunan dapur umum 90%," ujarnya.
Untuk Oleh karena untuk mengelola lahan pertanian pihak Lapas akan memberdayakan petani sekitar yang sudah bertani secara sembunyi-sembunyi atau secara ilegal di Nusakambangan.
Baca Juga: Jumlah Ideal KJA di Waduk Jatiluhur 11.300 Unit, Budi : Pendataan Terkendala Cuaca Buruk
"Ada sekitar 200 petani yang saat ini memanfaatkan tanah di Pulau Nusakambangan untuk bercocok tanam, dan mereka mendapat penghasilan dari bertani di Nusakambangan," katanya.
Keberadaan mereka sudah sangat lama. mereka ada yang menetap sebagai pendatang ilegal dan ada yang datang pagi pulang petang, Para petani adalah warga Cilacap serta warga pendatang asal Jawa Barat.
"Saat ini mereka mengelola sekitar 40 hektar sawah tadah hujan di Pulau Nusakambangan," kata Erwendi.
Baca Juga: Menteri Agama Minta Masyarakat Tenang Soal Layanan Umrah yang Dihentikan Sementara oleh Arab Saudi
Meski demikian kebaradaan petani ilegel masih diijinkan tinggal di Pulau tertutup tersebut dengan tetap mendapat pengawasan ketat dari pihak Lapas.
Kerusakan hutan tropis
Pulau Nusakambangan merupakan satu satunya hutan tropis di wilayah Jawa Tengah, terus menerus mengalami degradasi lingkungan.
Berdasarkan catatan PR pembukaan lahan hutan di Nusakambangan beberapa kali berujung kerusakan hutan.