kievskiy.org

Banjir Bandang di Kertasari Bandung Akibat Lahan Gundul, Walhi Jabar: Program Citarum Harum Gagal

Air bah memenuhi jalan raya saat banjir bandang terjadi di wilayah Kertasari, Kabupaten Bandung, Selasa, 23 April 2024.
Air bah memenuhi jalan raya saat banjir bandang terjadi di wilayah Kertasari, Kabupaten Bandung, Selasa, 23 April 2024. /Pikiran Rakyat/Hendro Susilo Husodo

 

PIKIRAN RAKYAT - Ancaman bencana banjir bandang diyakini masih akan berulang di kawasan Kertasari, Kabupaten Bandung. Pasalnya, pemanfaatan lahan yang tidak mementingkan kaidah lingkungan telah terjadi di Kertasari, yang juga menjadi kawasan hulu Sungai Citarum.

Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jawa Barat Wahyudin mengatakan, banjir bandang yang membawa material lumpur mulai menimpa wilayah Kertasari mulai sekitar tahun 2010. Sejak tahun 2015, kata dia, banjir bandang kian sering terjadi.

"Kebetulan saya asli orang Kertasari, dulu di Pasir Munding dan Cirawa itu, lahan yang kami desak untuk dihijaukan, dan memang sempat ditamani oleh pohon. Namun, sekitar kurun waktu dua tahun ke belakang itu, (pohonnya) sudah hilang lagi," kata Wahyudin, Rabu, 24 April 2024.

Pada Lebaran kemarin, pria yang biasa disapa Iwang ini pun mendapati lahan gundul saat "pulang kampung" ke Kertasari. Oleh karena itu, dia menyatakan, tidak tertutup kemungkinan banjir bandang seperti yang baru terjadi di Kertasari bakal kembali terjadi.

"Beberapa kali ketika turun hujan berintensitas sedang hingga tinggi di Kertasari, lumpur itu turun ke jalan. Terbukti kemarin juga kan seperti itu, bahkan bukan hanya turun ke jalan tetapi juga sudah mulai masuk ke pemukiman penduduk," katanya.

Ironis

Dia menilai, banjir bandang di kawasan hulu Sungai Citarum merupakan suatu hal yang ironis. 

"Artinya, run off air yang begitu besar itu ditimbulkan oleh pemanfaatan lahan yang tidak mengedepankan kaidah-kaidah lingkungan yang baik," ujarnya.

Selain pemanfaatan lahan yang tidak menggunakan pohon keras, menurut dia, pola tanam yang dilakukan sebagian kelompok tani di Kertasari juga mengabaikan pola terasering. Iwang mengidentifikasi, salah satunya ialah lahan di depan Polsek Kertasari.

"Pola terasering itu menjadi hal penting yang perlu dijalankan, malah wajib dilakukan oleh kelompok tani. Tentu saja edukasi dan sosialisasinya itu menjadi tugas pemerintah, terkait dengan pola tanam yang ramah lingkungan itu seperti apa," katanya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat