PIKIRAN RAKYAT - Baru-baru ini Badan Intelejen Amerika Serikat mengatakan bahwa kemungkinan Rusia adalah dalang yang berada di balik peretasan besar-besaran departemen pemerintah dan perusahaan.
Melalui keterangan dalam konferensi persnya pada Selasa, 5 Januari 2021, dari Biro Investigasi Federal, Badan Keamanan Nasional, dan Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur, menolak klaim dari Donald Trump bahwa peretasan yang meluas tersebut mungkin merupakan pekerjaan China.
Pernyataan itu mewakili penugasan secara formal yang pertama oleh pemerintah AS atas pelanggaran tersebut.
Baca Juga: Berbeda dengan Jokowi, Ma'ruf Amin Tidak Akan Ikut Divaksin Covid-19, Terungkap Alasannya
Hal ini juga menjadi pertama kalinya intelijen secara resmi merujuk pada motif peretasan, yang menurut pihaknya terlihat bahwa mereka merupakan bagian dari pengumpulan intelijen.
Kemudian hal itu pun menunjukkan bukti bahwa sejauh ini, merujuk pada upaya mata-mata Rusia dari pada upaya untuk merusak atau mengganggu pemerintah. Badan-badan Intelejen tersebut juga menegaskan bahwa aktor dibalik itu diduga berasal dari Rusia.
Maka dari tindakan tersebut, diperlukan tanggung jawab atas sebagian besar atau semua masalah di dunia maya yang baru-baru ini ditemukan dan berkelanjutan dari jaringan pemerintah dan non-pemerintah.
Baca Juga: Jumlah Penduduk Terpadat ke-2 di Dunia, India Menghadapi Kesulitan Melakukan Vaksinasi Covid-19
Jaksa Agung William Barr mengatakan dalam pernyataannya bahwa hal ini adalah masalah serius yang akan membutuhkan upaya berkelanjutan dan tindakan untuk memulihkannya.