kievskiy.org

Tuntut Ganti Rugi, Warga Dirikan Tenda di Tengah Jalan Proyek KCIC

TENDA yang didirikan warga di tengah jalan sebagai bentuk tuntutan ganti rugi kepada KCIC.*
TENDA yang didirikan warga di tengah jalan sebagai bentuk tuntutan ganti rugi kepada KCIC.* /HILMI ABDUL HALIM/"PR"

PIKIRAN RAKYAT - Warga Kampung Tegal Nangklak Desa Bunder, Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta mendirikan tenda dan tinggal di tengah jalan. Tindakan itu sebagai bentuk protes terhadap perusahaan konstruksi proyek Kereta Cepat Indonesia-Cina (KCIC).

Warga menuntut ganti rugi rumah yang rusak karena terdampak pekerjaan proyek tersebut. "Aksi protes tutup jalan dan pasang tenda serta menginap ini akan dilakukan hingga tuntutan warga dipenuhi," kata Ketua Rukun Warga setempat, Maman Rusmana, Kamis 28 Mei 2020.

Ia menyebutkan, rumah yang terdampak dihuni oleh 11 keluarga. Setelah rumahnya retak-retak hingga hampir rubuh, mereka diberikan bantuan oleh pihak perusahaan untuk menyewa kontrakan senilai satu juta rupiah di lokasi yang lebih aman.

Baca Juga: Puluhan Pejudi Sabung Ayam Kocar-kacir Kepergok Gugus Tugas Penanganan Covid-19

Namun, sejak September 2019 hingga saat ini, warga mengaku belum juga mendapatkan kejelasan ganti rugi rumahnya. "Mohon perhatiannya. Relokasi atau apapun namanya, yang penting kami punya tempat tinggal, tidak mengontrak," ujar Maman.

Aksi tersebut dilakukan sejak Rabu 27 Mei 2020 di jalan yang biasa digunakan oleh kendaraan proyek KCIC. Perwakilan warga yang terdampak itu nekad mendirikan tenda di tengah jalan dan tidur di dalamnya. Mereka juga memasang papan bertuliskan tuntutannya di sana.

Baca Juga: Tradisi Leluhur Sunda Diusulkan Jadi Konsep Kenormalan Baru

Menurut salah seorang warga yang terdampak Cucu Mulyati (45), kerusakan di rumahnya terjadi sejak ada pembangunan terowongan kereta cepat. Pekerjaan konstruksi dituding menyebabkan pergeseran tanah, sehingga menyebabkan keretakan pada dinding bangunan hingga nyaris ambruk dan tidak bisa ditempati warga.

Dari 11 rumah yang terdampak, beberapa di antaranya diakui telah ambruk dan rata dengan tanah. Sejak awal, para pemilik rumah itu berharap tanah dan bangunanya dibebaskan karena berada tidak jauh dari lokasi proyek tersebut.

Baca Juga: Nekat Curi Gabah Berkali-kali Demi Bisa Main Game, Pemuda 17 Tahun Babak Belur Diamuk Petani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat