PIKIRAN RAKYAT - Ada nama geografi Cisago, sebelah timur-selatan Sayati, di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, dan Cisagu di dekat Saguling, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, juga di terdapat di Tamanjaya, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, di Campakawarna, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, di Sidareja, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, dan Cisagutonggoh dan Cisagulandeuh di Kabupaten Lebak, Banten.
Di kawasan yang bernama Cisagu atau Cisago, kini nama tanaman sagu atau sago sudah tidak populer lagi di masyarakatnya, karena di Jawa Barat dan Banten, tumbuhan itu sudah berganti nama menjadi kiray.
Secara alami, lingkungan tempat yang oleh warganya diberi nama Cisagu atau Cisago, menunjukkan bahwa kawasan itu merupakan daerah rawa air tawar, atau daerah sepanjang aliran sungai, sekitar sumber air, atau hutan-hutan rawa.
Itulah tempat kiray atau sagu (Metroxylon sagu) akan tumbuh dengan baik, terutama pada tanah dengan kadar bahan organis yang tinggi dan bereaksi sedikit asam pH = 5,5-6,5, dapat tumbuh mulai dari dataran rendah sampai dengan ketinggian 700 meter dpl.
Sagu masih dapat beradaptasi di daerah rawa yang berair di hutan rawa yang kadar garamnya tidak terlalu tinggi di hutan rawa yang kadar garamnya tidak terlalu tinggi. Dalam lingkungan tersebut, sagu dapat berkembangbiak dan menghasilkan anakan dengan baik dan dalam jumlah cukup banyak.
Sagu atau sago, sudah ada dalam naskah Jawa Kuna, seperti dimuat dalam Kamus Jawa Kuna-Indnesia karya PJ Zoetmulder bekerjasama dengan SO Robson (2011), walaupun kata Aditia Gunawan, PJ Zoetmulder masih kebingungan mengartikan kata sagu, sago tersebut (komunikasi pribadi, Selasa, 17 Maret 2020).
Lebih lanjut Aditia menulis, sagu berasal dari kata saguna asal katanya guna. Dalam kamus itu ada kata pasaguan, kemungkinan berasal dari kata pa-sagu-an, tempat tumbuhnya sagu, dengan lingkungan berair yang menjadi tempat berkumpulnya ikan.