kievskiy.org

Menakar Fungsi Alat Pendeteksi Kebohongan dalam Proses Hukum

Bareskrim Mabes Polri mempergunakan alat pendeteksi kebohongan (lie detector) untuk kasus Brigadir J, seberapa akurat?
Bareskrim Mabes Polri mempergunakan alat pendeteksi kebohongan (lie detector) untuk kasus Brigadir J, seberapa akurat? /Antara/Asprilla Dwi Adha

PIKIRAN RAKYAT - Kelima tersangka dalam kasus pembunuhan berencana Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J. menjalani pemeriksaan lanjutan oleh penyidik Timsus Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri dengan mempergunakan alat pendeteksi kebohongan (lie detector) atau poligraf.

Alat modern yang dimiliki oleh Polri tersebut merupakan produk dari Amerika (2019) dan memiliki tingkat akurasi 93%, sehingga layak diperlakukan sebagai pro justisia, sebagaimana diungkapkan oleh Kepala Divisi Humas Polri, Irjen (Pol) Dedi Prasetyo.

Pada asasnya, pemakaian dari media ini merupakan bagian dari scientific crime investigation, guna memperkaya bukti petunjuk sekaligus mendapatkan hasil penyidikan yang ilmiah dan akurat.

Tentu secara kritis, kita perlu menyikapi apakah dengan mekanisme perubahan kondisi tubuh (fisiologis) dalam proses pelaksanaan pemeriksaan dengan lie detector, seperti peningkatan suhu badan, denyut jantung, interval nafas, atau lebih lambat berkata-kata, saat menjelaskan atau ditanyai oleh penyidik terkait peristiwa kriminal yang dilihat, dialami, atau didengar pada kondisi sebelum, saat terjadi, dan pasca kejadian, telah dapat disimpulkan sebagai no deception indicated (jujur) maupun sebaliknya?

Baca Juga: Kejamnya Politik: Refleksi Kasus Anies R. Baswedan 

KONTROVERSI

Merupakan keniscayaan, hal di atas memerlukan pendalaman lebih lanjut, sehubungan hal ini sebagai suatu indikasi yang masih harus dikaji dengan lebih seksama.  

Piranti lie detector pada umumnya bekerja terhadap sistem sataf otonom yang mengendalikan cara kerja tubuh dengan mendeteksi skin resistance (sensor), bersumber dari keringat yang berada di sekitar tangan, blood pressure (sensor), mengamati perubahan terhadap detak jantung dan tekanan darah, serta pneumograf (sensor), guna melihat pergerakan detak nafas.

Hal ini disajikan dalam sebuah grafik dan selanjutnya dilakukan pengamatan khusus apakah terdapat tendensi dan reaksi perubahan yang signifikan?

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat