kievskiy.org

Liga 1 oh Liga 1

Ilustrasi pertandingan sepak bola, simak link live streaming RCTI Real Madrid vs Osasuna di Final Copa del Rey.
Ilustrasi pertandingan sepak bola, simak link live streaming RCTI Real Madrid vs Osasuna di Final Copa del Rey. /Freepik/jcomp

PIKIRAN RAKYAT - Angin segar mewarnai perhelatan Liga 1 musim ini, seiring dengan perubahan yang terjadi di tubuh PSSI. Sebagai Ketua Umum PSSI yang baru, Erick Thohir berjanji akan membenahi seluruh sistem persepakbolaan di Tanah Air, terutama di tataran kompetisi. Bahkan, kompetisi Liga 1 diharapkan bisa menjadi yang terbaik di Asia Tenggara.

Seluruh klub pun optimistis, Liga 1 akan lebih baik musim ini. Hal itu tercermin dari berbagai perubahan dan perbaikan dalam sistem kompetisi. Bahkan, PT Liga Indonesia Baru (LIB) sebagai operator kompetisi pun bertransformasi. Semua bersolek agar kompetisi bisa menjadi lebih baik dan cita-cita sepak bola menuju sebuah industri bisa terwujud.

Akan tetapi, sepertinya semuanya masih jauh panggang dari api. Baru dua pekan Liga 1 berjalan, berbagai persoalan kembali muncul. Bahkan, masalah yang terjadi bisa dikatakan sangat serius. Masih ada pihak-pihak yang mengkhianati komitmen yang telah dibuat sebelum liga ini bergulir.

Masalah pertama adalah munculnya rasisme yang dilakukan oleh oknum suporter. Tindakan rasisme di Liga 1 terjadi setelah PSM Makassar bertanding melawan Persija Jakarta di Stadion utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Senayan, Jakarta, Senin, 3 Juli 2023. Hal Itu dialami oleh tiga pemain PSM Makassar yaitu Yuran Fernandez, Yance Sayuri, dan Erwin Gutawa. Mereka dilaporkan mendapatkan serangan rasial di media sosial seusai tampil dalam laga Persija melawan PSM Makassar yang berakhir imbang.

Baca Juga: Indonesia Tuan Rumah Piala Dunia U17, Antara Tantangan dan Harapan

Persoalan ini menjadi serius karena FIFA sendiri sebagai induk olahraga sepak bola dunia mengutuk keras tindakan tidak terpuji ini. Bahkan rasisme dalam sepak bola disebut sebagai tindakan keji. Segala tindakan rasisme dilarang dalam sepak bola, termasuk di media sosial. Bahkan, para pelakunya diancam mendapatkan sanksi berat. Begitu juga dengan klub tempat oknum suporter bernaung.

Terkait rasisme, suporter sepak bola di Tanah Air sebenarnya sudah sepakat bahwa tindakan itu tidak boleh terjadi lagi. Namun, kesadaran itu itu sepertinya masih di tataran elite suporter, belum menyentuh ke bawah. Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) pun telah meminta PSSI dan PT LIB untuk bersikap tegas. Mereka telah berkomunikasi dengan ketiga pemain PSM, menyarankan agar PSSI dan PT LIB memberhentikan kompetisi hingga kasus rasisme tidak terjadi lagi. Jika itu terjadi, maka akan menjadi kerugian bagi semua pihak yang terlibat di dunia sepak bola Indonesia.

PSSI pun langsung bereaksi terkait hal ini. Erick pun menegaskan setuju dengan usulan dari APPI yang meminta agar Liga 1 dihentikan sementara hingga aksi rasisme ini hilang. Bahkan, LIB juga pun setuju untuk melakukan investigasi terkait hal ini sehingga tidak terjadi lagi. Sebuah tindakan yang patut ditunggu tentunya.

Selain rasisme, Liga 1 yang masih seumur jagung ini juga sudah diwarnai dengan bentrokan antarsuporter. Hal itu terjadi saat tuan rumah PSM Makassar kalah dari Dewa United, di Stadion Gelora BJ Habibie, Sabtu, 8 Juli 2023. Kerusuhan itu terjadi antarpendukung PSM yang berawal dari saling ejek.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat