kievskiy.org

78 Tahun Merdeka, Masih Terlalu Singkat bagi Indonesia Membangun Peradaban

Sejumlah anak membentangkan bendera Merah Putih di Desa Pinggir, Lengkong, Nganjuk, jawa Timur, Minggu (13/8/2023).
Sejumlah anak membentangkan bendera Merah Putih di Desa Pinggir, Lengkong, Nganjuk, jawa Timur, Minggu (13/8/2023). /ANTARA/Muhammad Mada

PIKIRAN RAKYAT - MERDEKA! Tak terasa sudah 78 tahun lalu Soekarno-Hatta mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia di Jalan Pegangsaan Timur. Sebuah peristiwa sejarah tonggak kebangkitan bangsa. Momen epik yang kini masih bisa dilihat dan diabadikan lewat foto-foto hitam putih yang banyak menghiasi buku sejarah. Bahkan, suara sang proklamator ketika membacakan naskah proklamasi itu masih bisa didengarkan jika berkunjung ke Museum Nasional.

Kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Hal itu menunjukkan bahwa bangsa ini memang menentang segala bentuk penjajahan. Namun, dalam usia yang sudah tidak muda ini apakah negeri ini sudah benar-benar merdeka? Pertanyaan klise yang mungkin selalu ada setiap kita akan memperingati hari kemerdekaan negeri ini. Jawabannya pun pasti akan beragam dan mungkin bisa menjadi perdebatan panjang.

Yang jelas, menjelang 17 Agustus kemeriahan akan selalu terasa. Bendera dan umbul-umbul dipasang di berbagai gedung, rumah, dan pinggir jalan. Ornamen warna merah putih dan lampu hias semarak menggantung di atas jalanan gang atau kompleks perumahan. Setelah itu, berbagai perlombaan pun digelar.

Baca Juga: Mengembalikan Nilai untuk Membelenggu Kemerdekaan Menuji Cita-cita Negeri

Gambaran di atas sepertinya sudah menjadi tradisi di negeri ini. Tak ada yang salah dengan itu, bahkan sebenarnya banyak nilai-nilai positif yang bisa diambil dari sana. Kita pun seringkali menikmatinya karena setidaknya bisa sedikit melupakan berbagai persoalan yang ada. Itulah Indonesia dengan segala keunikannya.

Harus diakui selama 78 tahun merdeka, bangsa ini telah banyak ditempa. Sejauh ini, kita masih bisa kuat melaluinya. Meskipun begitu, masih banyak persoalan di negeri ini yang harus dibenahi bersama.

Penjajahan juga tak harus diartikan sebagai penguasan suatu negara terhadap negara lainnya. Penguasaan kelompok terhadap kelompok lainnya, bahkan orang terhadap orang lainnya bisa dikategorikan sebagai bentuk penjajahan. Kondisi itu pun terjadi saat ini. Setidaknya ada dua hal yang sangat terasa yaitu di bidang ekonomi dan mental budaya.

Baca Juga: Pilpres 2024: Dinamika Koalisi dan Strategi Pencarian Cawapres

Indonesia disebut sebut negara dengan pertumbuhan ekonomi yang stabil. Bahkan digadang-gadang bisa menjadi kekuatan ekonomi dunia. Namun, tak bisa dipungkiri ekonomi di negeri ini masih dimainkan oleh sekelompok golongan atau orang saja.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat