kievskiy.org

Ironi Minyak Goreng: Mampu Jadi Penguasa Global, tapi Harga Komoditas Dikendalikan Bursa Tetangga

Ilustrasi minyak goreng kemasan.
Ilustrasi minyak goreng kemasan. /Antara/Zabur Karuru

PIKIRAN RAKYAT - Ada banyak ironi yang terjadi di negeri ini, terutama jika berbicara tentang komoditas. Sebut saja garam. Indonesia memiliki garis pantai terpanjang kedua dunia, tetapi masih impor garam. Meski banyak yang bilang, panjangnya garis pantai tidak berhubungan dengan produksi garam.

Dengan garis pantai sepanjang 99.093 kilometer, faktanya hanya 26.024 hektare lahan yang cocok dijadikan lokasi tambak garam. Begitupun sebutan negara maritim. Tak menjamin negara kita berlimpah ikan sehingga tak butuh impor ikan.

Indonesia tercatat banyak mengimpor ikan dari beberapa negara, seperti Tiongkok, Norwegia, dan Amerika Serikat. Bahkan, pada Januari 2023, terjadi lonjakan impor ikan yang kenaikannya cukup pesat.

Sementara itu, bila dibandingkan dengan realisasi impor ikan pada Desember 2022 yang sudah sebanyak 18,04 juta kilogram, catatan pada Januari 2023 mengalami kenaikan sebesar 2,71 persen.

Baca Juga: Caleg oh Caleg, Jangan Beli Kucing dalam Karung

Indonesia juga dikenal sebagai negara agraris, tetapi impor pangan kita tidak bisa dibilang kecil. Bahkan, saat menghadapi kekurangan stok pangan, beras sekalipun, impor pangan menjadi pilihan yang selalu diambil.

Hal serupa juga terjadi pada komoditas minyak goreng. Sejak 2006, Indonesia sudah menjadi produsen minyak sawit nomor satu di dunia, menyalip posisi yang selama bertahun-tahun sudah ditempati Malaysia.

Produksi sawit Indonesia mencapai 43,5 juta ton dengan pertumbuhan rata-rata 3,61 persen per tahun. Hal ini membuat CPO jadi penyumbang devisa ekspor terbesar bagi Indonesia. Beberapa orang terkaya di Indonesia juga berasal dari pengusaha kelapa sawit.

Meski menjadi penguasa minyak sawit secara global, naik turunnya harga komoditas sawit masih dikendalikan oleh bursa di Negeri Jiran yakni Bursa Malaysia Derivatives (BMD). Selain berpatokan pada BMD, harga minyak sawit yang dijual di Indonesia juga mengacu pada bursa komoditas yang berada di Rotterdam, Belanda.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat