kievskiy.org

Refleksi Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW: Transformasi Nilai-Nilai Spiritual dalam Kehidupan Saat Ini

Ilustrasi Isra Mi'raj.
Ilustrasi Isra Mi'raj. /Pixabay/mohamed_hassan

PIKIRAN RAKYAT - Sah-sah saja jika sampai saat ini kita masih mengkaji Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW secara reflektif-normatif atau dari perspektif keimanan, menggali kilas balik kisah-kisah yang terjadi dalam peristiwa Isra Mi'raj.

Hal ini merupakan sesuatu yang baik sebagai upaya memperteguh keimanan, terlebih-lebih peristiwa tersebut merupakan peristiwa yang terjadi di luar nalar. Hanya manusia-manusia berkeimanan kuat yang dapat menerimanya.

Namun demikian, keimanan akan terjadinya peristiwa tersebut berjumlah cukup, sebab keimanan yang tertanam kuat dalam hati hanya akan bermanfaat bagi kehidupan, menjadi rahmatan lil’alamin, manakala kita mampu mentransformasikannya dalam kehidupan nyata.

Kita akan dapat meraih kehidupan yang tenteram sarat kedamaian manakala kita benar-benar milampah berbagai bidang kehidupan dengan dasar keimanan. Terlebih-lebih dalam kehidupan kita seperti sekarang ini yang oleh Anthony Giddens, sosiolog asal Inggris, diistilahkan dengan kehidupan yang berada pada jalur cepat (runaway world). Saking cepatnya laju kehidupan, kini banyak orang yang “mabuk”, lupa diri, mempertuhankan hasrat seraya mengenyampingkan nilai-nilai luhur agama, etika, norma, dan moral.

Banyak orang yang ingin cepat meraih popularitas, ketenaran, kesuksesan, dan kekuasaan sekalipun harus menginjak-nginjak etika, aturan moral, dan agama.

Kini, sudah saatnya bagi kita bersikap historis atas setiap peristiwa yang dialami Rasulullah SAW dan kisah-kisah yang telah diguratkan dalam Al-Qur’an. Selama ini, kebanyakan dari kita, selalu memandang a-historis terhadap peristiwa yang dialami Rasulullah SAW dan kisah-kisah yang terdapat dalam Al-Qur’an. Padahal, kita dituntut membaca, merenungkan, mengambil ibrah, dan mentransformasikannya dalam kehidupan nyata.

Dalam bahasa santri, sejarah itu layaknya fiil madhi (kata kerja past tense), pekerjaan pada masa lalu yang dapat mempengaruhi bentuk fiil mudhari (kata kerja present tense), pekerjaan pada saat ini dan pekerjaan yang akan dilakukan pada masa depan. Sejarah, peristiwa yang terjadi pada masa lalu akan mempengaruhi kehidupan kita pada saat ini dan menjadi rawayan menuju kehidupan pada masa mendatang.

Demikian pula halnya dengan peristiwa Isra Mi'raj yang selalu kita peringati mulai dari perkampungan yang berada di pinggiran komplek astana sampai perayaan peringatan Isra Mi'raj yang diselenggarakan di komplek istana.

Peristiwa Isra Mi'raj harus dijadikan ibrah

Sejatinya menyerap dan mentransformasikan nilai-nilai dari peristiwa tersebut ke dalam kehidupan sosial, budaya, politik, dan ranah kehidupan lainnya jauh lebih penting daripada sekadar merayakan peringatannya secara seremonial. Berbagai kisah dalam peristiwa Isra Mi'raj harus dijadikan ibrah untuk kehidupan pada saat ini, dan menjadi rawayan yang dapat mengantarkan kehidupan kita lebih baik pada masa depan.

Dalam peristiwa Isra Mi'raj, setahap demi setahap Rasulullah SAW naik ke langit. Allah memperlihatkan beragam peristiwa dan memberi kesempatan kepadanya bertemu dan berdialog dengan ruh para Nabi terdahulu. Ia “menikmati” setiap tahap langit yang ia lewati sampai tiba di puncak Mi'raj, yakni Sidratul Muntaha.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat