kievskiy.org

Bolehkan Konsumsi Kafein Sebelum Olahraga? Kenali Manfaat, Risiko, dan Batasannya

Ilustrasi olahraga.
Ilustrasi olahraga. /Pixabay/roxanawilliams1920

PIKIRAN RAKYAT - Mengosumsi secangkir kopi atau minuman berenergi menjadi booster penambah tenaga saat melakukan aktivitas, termasuk olahraga. Namun, apakah kadar kafein dalam kopi/minuman berenergi bisa dibilang aman untuk atlet. Apakah memungkinkan menjadi doping?

Anti Doping Indonesia (IADO) baru-baru ini kembali melakukan penelaahan ulang. Sejak 2005, kopi tidak lagi masuk dalam kategori doping. Namun, ada persyaratan khusus yang tergantung dengan tingginya kadar kafein yang dikonsumsi.

Sebelumnya kafein pernah menjadi zat terlarang bagi atlet dunia, tetapi ini kemudian dihapus pada tahun 2003 untuk mencegah atlet yang mengonsumsi minuman berkafein seperti cola atau kopi dinyatakan positif mengandung zat terlarang.

Manfaat kopi

Tidak bisa disangkal, banyak penelitian menyebutkan manfaat kopi untuk kesehatan. Dalam hal ini kafein di dalam kopi dapat memberikan berbagai efek positif terhadap otak. Di antaranya untuk konsentrasi, meningkatkan kewaspadaan, memperbaiki suasana hati, hingga menurunkan risiko depresi. Namun, ini akan berbahaya bagi atlet khususnya jika takarannya membuat membuat kadar kafeinnya tinggi, hingga memungkinkan dia terkena doping. Karena sudah di luar standar penalaran, kepekatan kopi tersebut bakal berisiko.

Tentu saja yang dimaksud dengan minuman berkafein bukan hanya kopi, masih ada jenis lainnya seperti teh, coklat, dan minuman berenergi.

Laporan yang diterbitkan oleh Collegiate & Professional Sports Dietitians Association (CPSDA) menyebutkan bahwa kandungan kafein yang semakin tinggi belum tentu lebih baik. “Kafein yang dikonsumsi dalam jumlah yang sangat tinggi (6-9 miligram kafein per kilogram berat badan) dapat menyebabkan masalah pencernaan, mual atau gemetar, serta 'stimulasi berlebihan' yang dapat berdampak negatif pada latihan, tidur, dan kinerja," demikian laporan CPSDA.

Sama dengan di Indonesia, di Amerika Serikat belum semua instansi olahraga menerapkan aturan CPSDA tersebut. Contohnya, liga bola basket kampus di Amerika Serikat (NCAA) saat ini membatasi konsumsi kafein untuk atlet perguruan tinggi hingga 15 mikrogram per militer, atau sekira 6 hingga 8 cangkir kopi yang dikonsumsi dua hingga tiga jam sebelum kompetisi.

Bagaimanapun penting untuk diketahui jika minuman berkafein seperti minuman berenergi dan kopi belum tentu menjadi cara yang sehat atau aman untuk menghidrasi tubuh, khususnya untuk atlet. Kafein ada dalam daftar pemantauan Organisasi Anti Doping Dunia (WADA), dan tidak dilarang. Namun, WADA terus memantaunya jika hal ini menjadi masalah anti-doping di masa depan.

WADA menambahkan kafein ke dalam Program Pemantauannya pada 2017 sehingga para ahli dapat mempelajari apakah para atlet menggunakan zat tersebut dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja.

Minuman berenergi

Ilustrasi minuman berenergi.
Ilustrasi minuman berenergi.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat