kievskiy.org

Kebijakan WFH ASN Tak Bisa Kurangi Kemacetan, Strategi Pemerintah Harus Lebih Matang

Ilustrasi kemacetan.
Ilustrasi kemacetan. /Pixabay/0532-2008

PIKIRAN RAKYAT - Arus mudik dan balik pada idulfitri 2024 telah berakhir seiring berakhirnya libur cuti bersama pada Senin, 15 April 2024. Hiruk pikuk permudikan beserta berbagai permasalahan yang terjadi selama periode mudik setidaknya selama 10 hari libur Lebaran 2024 banyak disorot.

Tingginya antusiasme masyarakat Indonesia dalam melaksanakan mudik tahun ini membuat kepadatan dan kemacetan kendaraan terjadi di mana-mana. Para pemudik pun terjebak kemacetan di berbagai titik yang memang menjadi titik-titik rawan macet di setiap pelaksanaan mudik dan balik bahkan hingga berjam-jam.

Tak hanya di jalur tol, kepadatan juga terjadi di jalur-jalur arteri. Apalagi di saat arus balik, kepadatan kendaraan terjadi tak hanya akibat pemudik yang hendak pulang ke kota-kota besar untuk kembali bekerja, tetapi juga dipadati oleh warga yang mengisi liburan dengan berwisata. Penumpukan dan kemacetan parah pun tak terhindarkan di sejumlah titik yang bersinggungan dengan jalur wisata.

Sebelumnya, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sudah memprediksi pergerakan masyarakat pada mudik Lebaran 2024 yang jumlahnya melonjak drastis dibandingkan 2023. Jumlahnya mencapai lebih dari 193,6 juta orang yang melaksanakan mudik tahun ini. Jumlah ini sekira 71,7 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Angka pergerakan pemudik ini menjadi yang terbesar sejak pandemi terjadi atau setidaknya dalam empat tahun terakhir.

Namun demikian, sepertinya langkah antisipasi yang dilakukan tidak mampu mengatasi sepenuhnya kepadatan dan kemacetan di berbagai titik rawan di sejumlah wilayah. Rekayasa lalu lintas yang dilakukan misalnya belum mampu mengurai kepadatan arus yang luar biasa. Pasalnya libur lebaran yang relatif pendek dan jadwal masuk kerja dan juga sekolah yang bersamaan membuat semua orang bergerak mudik dan balik di saat yang sama.

Pada Senin 14 April dan Selasa 15 April 2024 yang sebelumnya diprediksi menjadi puncak arus balik benar-benar menjadi puncaknya, terjadi kemacetan di semua jalur baik itu jalur utama mudik, jalur arteri, hingga jalur-jalur alternatif. Pemudik dan pengendara pun terpaksa bermacet-macetan hingga berjam-jam karena terjebak kepadatan arus kendaraan.

Kebijakan WFH bagi ASN

Ilustrasi WFH.
Ilustrasi WFH.

Belakangan pemerintah pusat melalui Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB) mengeluarkan kebijakan work from home (WFH) bagi para Aparatur Sipil Negara (ASN) dengan maksud untuk mengurai kepadatan arus balik. ASN diperbolehkan bekerja secara WFH selama dua hari, yakni Selasa 16 April 2024 dan Rabu 17 April 2024. Dengan catatan bagi ASN yang terkait dengan pelayanan publik bagi tetap harus masuk seperti biasa mulai Selasa 16 April 2024.

Namun demikian, kebijakan ini sepertinya terlambat dikeluarkan karena saat pemerintah mengumumkan kebijakan WFH, pergerakan arus balik sudah terjadi. Selain itu jumlah ASN yang hanya sekira 4 juta sekian dibandingkan dengan jumlah pemudik tahun ini yang sudah diprediksi sebanyak 193,6 juta, rasanya cukup jauh. Artinya masyarakat non ASN yang melakukan mudik-balik jumlahnya jauh lebih besar dari jumlah ASN yang mudik, bahkan jika seluruh ASN yang 4 juta tersebut mudik.

Selain itu kebijakan WFH bagi ASN tidak dibarengi dengan sektor lainnya terutama sektor swasta karena justru pemudik yang paling banyak berasal dari non-ASN. Selain itu jadwal masuk anak sekolah juga tidak diperbaharui yang akhirnya akan menjadi percuma ketika ASN diperbolehkan WFH sementara yang lainnya tetap harus masuk sesuai jadwal awal yakni Selasa 16 April 2024.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat