kievskiy.org

Temuan Manipulasi Data PPDB 2020 Buat Gaduh, Ganjar Pranowo: Tak Ada Toleransi, Pilih Cabut Berkas

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, sidak ke  Dinas Pendidikan Jawa Tengah untuk melihat proses PPDB online di hari pertama. Gubernur Ganjar menyempatkan diri untuk berbincang dengan orang tua yang melakukan aduan tentang kendala pendaftaran, rabu 17 Juni 2020.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, sidak ke Dinas Pendidikan Jawa Tengah untuk melihat proses PPDB online di hari pertama. Gubernur Ganjar menyempatkan diri untuk berbincang dengan orang tua yang melakukan aduan tentang kendala pendaftaran, rabu 17 Juni 2020. /Pikiran-Rakyat.com/Eviyanti

PIKIRAN RAKYAT - Sejumlah temuan manipulasi data dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2020 tingkat SMA/SMK memicu kegaduhan di Jawa Tengah (Jateng).

Tak heran jika Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, melakukan tindakan tegas dengan akan langsung mencoret nama siswa yang memang kedapatan melakukan pelanggaran dalam proses PPDB 2020.

Diakui peringatan keras yang diberikan Ganjar di awal masa saat sejumlah dokumen aspal (asli tapi palsu) mulai 'terendus' memang menjadikan sejumlah orang tua memilih mencabut kembali dokumen sehingga temuan pelanggaran menjadi lebih sedikit.

Baca Juga: KPK Tetapkan Bupati Kutai Timur Jadi Tersangka Dugaan Kasus Suap Terkait Pekerjaan Infrastruktur

Ganjar menegaskan tidak menoleransi calon siswa yang terbukti memanipulasi data berdasarkan hasil validasi dan verifikasi pada PPDB 2020 tingkat SMA/SMK.

"Di SMA tadi ada, agak mirip sih, SKD (surat keterangan domisili, red) ditemukan ternyata meskipun tidak terlalu banyak. Nanti setelah kita tahu kondisinya seperti apa baru kita putuskan, tapi kita tidak akan kasih toleransi (manipulasi data, red)," kata Ganjar usai meninjau proses verifikasi PPDB di SMAN 1 Semarang, SMKN 4 Semarang, dan SMKN 8 Semarang, Jumat 3 Juli 2020 petang.

Baca Juga: Kenang Perceraiannya dengan Veronica Tan, Ahok Sebut Mantan Istrinya Sempat Minta Rujuk

Menurut Ganjar, jumlah temuan yang tidak banyak tersebut merupakan efek dari peringatan yang diberikan pada awal-awal pendaftaran PPDB, di mana setelah ada peringatan keras tersebut sudah banyak yang mencabut berkas tidak sesuai dengan data sebenarnya.

Untuk verifikasi di SMKN, Ganjar mengatakan tidak banyak persoalan yang ada karena PPDB untuk SMKN memang tidak menerapkan sistem zonasi dan permasalahan verifikasi yang ditemukan hanya soal klarifikasi terkait lampiran untuk jalur prestasi dan afirmasi.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat