PIKIRAN RAKYAT - Gelombang protes antirasisme masih berlangsung di AS lantaran tuntutan mereka belum juga diterima pemerintah maupun kehakiman.
Di sisi lain, ribuan orang yang berkumpul menuntut keadilan bagi George Floyd sempat dikhawatirkan menjadi klaster penularan COVID-19 baru di AS.
Namun, sejumlah 'pakar' kesehatan mandiri menyebut protes tersebut cenderung 'aman' dibandingkan demonstrasi anti-lockdown.
Baca Juga: Kontroversi PP Tapera di Tengah Pandemi COVID-19, Ekonom INDEF: Motif Terselubungnya Kelihatan Jelas
Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari RT, para ahli ini menandatangani sebuah surat terbuka untuk mendukung gelombang unjuk rasa antidiskriminasi ras tersebut.
Mereka memuji 'protes menolak rasisme sistemik' tak hanya karena aman dari COVID-19, tetapi juga 'penting untuk sistem kesehatan nasional'.
Sementara itu, mereka pun menilai supremasi kulit putih sangat berbahaya dan merusak sistem kesehatan publik.
Baca Juga: Diseret Masuk Sungai di Hadapan Ayahnya, Jasad Joni Ditemukan Tengah Jadi Santapan Malam Buaya
Kekuatan yang menginisiasi gerakan penolakan terhadap lockdown ini malah berkontribusi banyak pada jumlah kasus COVID-19 di AS.