kievskiy.org

Memperpendek Jurang Kemiskinan dengan Tak Beri Fasilitas Berlebih kepada Penyelenggara Negara

Ilustrasi kemiskinan.
Ilustrasi kemiskinan. /Antara/Rivan Awal Lingga

PIKIRAN RAKYAT - Upaya pemerintah memberikan bantuan kepada warga miskin patut diapresiasi. Seperti dikemukakan Menteri Keuangan Sri Mulyani, dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp891,6 triliun, lebih dari separuh (yakni sebesar Rp492 triliun) diberikan kepada warga miskin. Bentuk bantuannya beragam, dari subsidi listrik, bantuan iuran BPJS Kesehatan, program keluarga harapan, bantuan sembako, bantuan benih ikan, bantuan alat pertanian dan bantuan pupuk (Pikiran Rakyat, Selasa, 25 Juli 2023).

Setiap bicara tentang warga miskin, hati selalu tersentuh. Masalahnya, persoalan warga miskin itu bukan sebatas besar kecilnya angka melainkan berkaitan dengan martabat manusia itu sendiri. Tentu kita juga paham, menghilangkan warga miskin secara mutlak bisa dikatakan mustahil. Namun upaya ke arah itu mesti terus dilakukan.

Penyebab timbulnya kemiskinan biasanya tergantung pada tiga faktor yakni pendidikan, kesehatan serta keterampilan. Ketiga faktor tersebut saling berkelindan. Warga miskin selalu identik dengan rendahnya pendidikan. Pendidikan yang tidak cukup akan menyebabkan seseorang kurang perhatian terhadap masalah lingkungan di mana mereka tinggal. Air minum yang sebenarnya tidak layak minum, kakus yang tidak memadai serta sampah yang dibiarkan berserakan di mana saja.

Baca Juga: Mengakhiri Kekerasan Seksual Anak

Tampaknya seperti masalah kecil tapi akibatnya tidak demikian. Misalnya berkaitan dengan masalah kesehatan. Menurut Sri Mulyani bantuan kesehatan dari pemerintah diberikan kepada 96,7 juta warga. Besaran bantuannya selama 6 bulan mencapai Rp23,2 triliun. Jika program bantuan sebesar itu diberikan untuk jangka waktu panjang, angkanya tentu akan membuat kita geleng-geleng kepala.

Kita percaya, pemerintah tidak punya maksud untuk memberikan bantuan seperti itu secara terus menerus. Jika demikian, berarti pemerintah membiarkan, bahkan lebih parahnya lagi, memanfaatkan kondisi warganya yang miskin. Pemanfaatan seperti itu bisa berlaku untuk berbagai kepentingan.

Idealnya, tentu saja yang patut kita banggakan adalah jika jumlah warga miskin terus menurun. Jika demikian, anggaran yang sebelumnya digunakan untuk membantu warga miskin akan dapat dimanfaatkan untuk program lain yang lebih produktif. Salah satu upaya ke arah itu di antaranya adalah membekali warga miskin dengan berbagai keterampilan.

Baca Juga: Skywalk dan Macan Kertas Tata Ruang Kota

Kalau diperhatikan tradisinya, bangsa kita ini bisa dikategorikan sebagai manusia yang terampil. Leluhur kita, dengan bekal kemampuan yang sederhana sekali pun. terbukti mampu bertahan hidup. Masalahnya, keterampilan seperti itu sudah tidak mampu lagi mengatasi berbagai tantangan yang lebih kompleks.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat