kievskiy.org

Ancaman Karhutla di Tengah Kemarau Panjang, Pendekatan Hukum Mesti Dipertajam

Ilustrasi kebakaran hutan.
Ilustrasi kebakaran hutan. /Pexels/Vladyslav Dukhin

PIKIRAN RAKYAT - Musim kemarau panjang yang terjadi saat ini tak hanya menyebabkan bencana kekeringan di lahan pertanian serta kesulitan air bersih di berbagai wilayah di Jawa Barat. Kemarau panjang juga menyebabkan potensi kebakaran hutan dan lahan meningkat. Bahkan di sejumlah daerah, kebakaran hutan dan lahan sudah banyak terjadi dan melanda hektaran lahan dan kawasan hutan.

Tak hanya kebakaran yang terjadi secara alamiah akibat alam lantaran kemarau panjang, kebakaran hutan dan lahan juga nyatanya banyak terjadi akibat ulah manusia yang sengaja membakar lahan dengan tujuan untuk membuka lahan untuk kemudian nantinya digunakan sebagai lahan untuk bercocok tanam saat musim penghujan tiba. Tanpa ada kesengajaan dari tangan manusia saja kebakaran hutan rawan terjadi bahkan potensinya sangat tinggi di saat kemarau panjang, apalagi jika dilakukan dengan sengaja. Bahkan akibatnya bisa sangat tidak terkendali dan bisa meluas dan sulit dipadamkan.

Sejumlah daerah di masing-masing wilayah di Jawa Barat termasuk Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga sudah menetapkan status siaga darurat kekeringan dan kebakaran hutan. Dengan status ini, antisipasi dan pencegahan makin ditingkatkan mengingat potensi terjadinya kebakaran makin tinggi seiring musim kemarau yang memasuki masa puncaknya pada Agustus 2023.

Baca Juga: Dago Elos dan Kolonialisme Agraria

Meski demikian, peningkatan patrol dan upaya pencegahan tak mampu mencegah sepenuhnya bencana kebakaran tersebut. Di berbagai daerah, kebakaran lahan dan hutan tetap terjadi bahkan melanda hektaran lahan baik kawasan hutan juga lahan milik masyarakat.

Di Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) di Kabupaten Kuningan misalnya, kebakaran melanda hutan Perum Perhutani, juga hutan dan lahan milik masyarakat. Seperti kebakaran hutan terjadi di kawasan TNGC, tepatnya di Blok Pakatesan-Cikalahang dan Blok Cirendang kawasan hutan sekitar Desa/Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Kuningan. Sekitar 5 hektar lahan semak belukar ilalang kering terbakar. Di saat yang sama lahan seluas 1500 meter persegi milik masyarakat, di sekitar Desa Caracas, Kecamatan Cilimus juga terbakar.

Melihat data, TNGC merupakan salah satu kawasan yang kerap dilanda kebakaran hutan saat musim kemarau. Tahun 2022 misalnya, saat musim kemarau pada bulan September, sekitar 138 hektar lahan di kawasan hutan TNGC terbakar. Kebakaran bahkan melanda kawasan hutan hingga empat hari karena sulit dikendalikan.

Baca Juga: Menipisnya Pendekatan Kultural yang Pengaruhi Kesadaran akan Makna Kemerdekaan

Di Kabupaten Bandung Barat, laporan kebakaran lahan juga meningkat pada musim kemarau panjang saat ini sebagai dampak dari El Nino. Setiap hari, selalu ada laporan kejadian kebakaran. Bahkan dalam satu hari, laporan kebakaran bisa mencapai dua hingga tiga kejadian di tempat berbeda.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat