kievskiy.org

Menanti Berakhirnya Invasi Rusia ke Ukraina

Ilustrasi invasi Rusia ke Ukraina.
Ilustrasi invasi Rusia ke Ukraina. /Reuters/Dado Ruvic

PIKIRAN RAKYAT - Kabar jatuhnya pesawat di wilayah Rusia yang menewaskan pimpinan The Wagner Group, Yevgeni Prigozhin, sekutu Presiden Rusia pada 24 Agustus, seakan menjadi hadiah ulang tahun kemerdekaan Ukraina yang ke-32. Pasalnya, Prigozhin dengan tentara bayarannya adalah motor utama perang Rusia di Ukraina yang telah berlangsung lebih dari 18 bulan sejak serangan Rusia ke ibu kota Kyiv 24 Februari 2022.

Rencana Vladimir Putin yang ingin menaklukan Ukraina dalam sepekan menjadi kenyataan buruk yang panjang bagi Rusia. Pasalnya, sampai saat ini Ukraina masih terus bertahan melawan agresi Rusia.

Kecaman masyarakat dunia yang cinta damai terhadap agresi Rusia ke wilayah kedaulatan Ukraina, tidak menyurutkan Presiden Putin menarik pasukannya. Ditekan 141 negara anggota PBB di sidang majelis umum PBB pada 2 Maret 2022, juga tidak membuat Putin bergeming. Masih banyak tekanan lainnya dari komunitas internasional yang menargetkan Rusia, semua ini tak juga menghentikan Rusia memerangi Ukraina.

Meluasnya perang ke wilayah Rusia ditandai dengan counter offensive yang dilakukan Ukraina untuk merebut kembali wilayah-wilayah yang diduduki militer Rusia seperti Bakhmut, Donets, Kherson, Zaporizhia, dan Crimea.

Baca Juga: Pemilu 2024: Bakal Banyak Pihak yang Bermain di Air Keruh, Indonesia Harus Dipimpin Jawara

Serangan pesawat nirawak Ukraina telah berhasil menembus pertahanan ibu kota Moskow berkali-kali, meruntuhkan moral kedigdayaan militer Rusia. Pasokan senjata-senjata mutakhir dari Amerika Serikat-NATO, dan negara-negara yang pro-Ukraina, belum membuat Rusia berhitung ulang untuk berdamai. Andalan rusia adalah tembakan-tembakan misil-rudal jarak jauh yang menghancurkan namun rendah akurasi target sasaran. Akibatnya, lebih banyak menyasar fasilitas sipil dibandingkan target militer.

Dengan bantuan persenjataan senilai 40,4 miliar dolar AS dari Amerika Serikat dan 70 miliar euro dari masyarakat ekonomi Eropa, persenjataan yang saat ini dimiliki militer Ukraina jauh lebih modern teknologinya dibandingkan persenjataan militer Rusia yang minim bantuan. Itulah mengapa, perang masih terus berlangsung yang berakibat lebih dari 7,8 juta orang Ukraina eksodus ke negara-negara Eropa sekitarnya, mencari tempat yang aman. Masih banyak penderitaan lainnya yang dirasakan warga Ukraina, yang tak bisa dipaparkan detil lewat tulisan ini.

Di sektor ekonomi, embargo negara-negara dunia yang dipelopori Amerika Serikat dan MEE juga telah dijatuhkan kepada Rusia, termasuk kepada lebih dari 2.000 individu dan 33 entitas korporasi. Kebijakan ekonomi lainnya untuk menekan Rusia seperti menghentikan 90 persen barang impor Rusia ke Eropa, sampai saat ini masih belum neyetop agresi Rusia terhadap Ukraina.

Meski demikian, tak dapat disangkal, sanksi ekonomi telah menyebabkan menurunnya kinerja perekonomian nasional dan pertumbuhan ekonomi Rusia. Mantan pejabat Bank Sentral Rusia, Alexandra Prokopenko menyebutkan, ekspor minyak Rusia yang anjlok 42 persen pada 2023, masih akan terkuras dalam 3-4 tahun ke depan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat