kievskiy.org

Bandung Lautan Sampah, Identitas Tempat Pembuangan Kembali Melekat

Suasana TPS sementara/darurat Sarimukti, Desa Sarimukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Rabu, 20 September 2023.
Suasana TPS sementara/darurat Sarimukti, Desa Sarimukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Rabu, 20 September 2023. /Pikiran Rakyat/Bambang Arifianto

PIKIRAN RAKYAT - Masih ada lebih dari 29.000 ton sampah yang belum terangkut ke TPA Darurat Sarimukti hingga pekan ini. Sampah-sampah menumpuk di sejumlah TPS yang ada di Kota Bandung. Bandung, dalam beberapa pekan terakhir kembali menjadi lautan sampah.

Sampah paling dominan di Kota Bandung, diklaim berasal dari pasar. Oleh karena itu, Pemerintah Kota Bandung mendorong adanya perubahan dalam tata kelola sampah di pasar. Imbauan yang terkesan telat karena seharusnya dilakukan sejak lama.

Terlebih, Bandung pernah mengalami lautan sampah pada tahun 2005, saat TPA Leuwigajah di Kota Cimahi meledak dan longsor. Akibatnya, TPA itu ditutup. Pembuangan sampah dari Bandung Raya yang bergantung ke Leuwigajah pun mandek. Namun rupanya, pemerintah tak pernah belajar dari pengalaman. Jangankan berbenah, penanganan sampah masih saja pakai model primitif; angkut, buang, dan timbun.

Baca Juga: Ketum Jalur Kilat: Kaesang Pangarep Bukti Buruknya Praktik Partai Politik di Indonesia

Akibatnya, ketika terjadi kebakaran di TPA Sarimukti, pemerintah gagap dan tak punya solusi yang siap diterapkan. Akhirnya, sampah menumpuk tak hanya di TPS, tetapi juga di perumahan, jalan-jalan, bahkan di setiap sudut gang hingga sungai yang ada Bandung Raya.

Penjabat Wali Kota Bandung Bambang Tirtoyuliono sampai menggerakkan semua organisasi perangkat daerah (OPD) untuk menangani masalah sampah pada masa darurat sampah.

Menurut dia, persoalan darurat sampah bukan persoalan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) saja. Semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama soal sampah. Memang, persoalan sampah sebenarnya juga persoalan warga secara pribadi. Sebab, persoalan sampah dimulai dari asal sampah itu sendiri.

Seandainya kesadaran akan memilah dan mengolah sampah tumbuh subur di kalangan masyarakat, bisa jadi lautan sampah tak pernah terjadi di Bandung. Seharusnya, tragedi Leuwigajah pada tahun 2005 cukup menyadarkan pemerintan untuk bergegas menggugah kesadaran warganya. Sebab, bukan perkara mudah dan cepat mengubah mindset masyarakat untuk memilah dan mengolah sampah dari rumah tangga.

Baca Juga: Dilema Jokowi: Isu Dinasti, Projo Dukung Prabowo, Megawati Marah?

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat