kievskiy.org

Bagaimana Bisa Persoalan Olahraga Tak Dibahas dalam Debat Pilpres 2024?

Capres-cawapres nomor urut 1 Anies Baswedan (kedua kiri) dan Muhaimin Iskandar (ketiga kiri), Capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto (kiri) dan Gibran Rakabuming Raka (kanan), Capres-cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo (kedua kanan) dan Mahfud MD (kanan) mengangkat tangan bersama saat penutupan Debat Kelima Pilpres 2024 di Balai Sidang Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Minggu (4/2/2024). Debat tersebut bertemakan kesejahteraan sosial, kebudayaan, pendidikan, teknologi informasi, kesehatan, ketenagakerjaan, sumber daya manusia, dan inklusi. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/aww.
Capres-cawapres nomor urut 1 Anies Baswedan (kedua kiri) dan Muhaimin Iskandar (ketiga kiri), Capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto (kiri) dan Gibran Rakabuming Raka (kanan), Capres-cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo (kedua kanan) dan Mahfud MD (kanan) mengangkat tangan bersama saat penutupan Debat Kelima Pilpres 2024 di Balai Sidang Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Minggu (4/2/2024). Debat tersebut bertemakan kesejahteraan sosial, kebudayaan, pendidikan, teknologi informasi, kesehatan, ketenagakerjaan, sumber daya manusia, dan inklusi. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/aww. /M RISYAL HIDAYAT ANTARA FOTO

PIKIRAN RAKYAT - Men sana in corpore sano, artinya di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Kesehatan raga ini selalu berkaitan besar dengan kejiwaan seseorang.

Mengingat di olahraga ada nilai-nilai kehidupan yang katanya membentuk karakter bangsa. Ada nilai kejujuran, kerjasama, peduli akan peraturan, fair play, mengatasi masalah, pemahaman, berinteraksi dengan orang lain, nilai usaha, kepemimpinan, bagaimana untuk menang, bagaimana menerima kekalahan, bagaimana berbagi, hingga penghargaan diri.

Sayangnya, di kehidupan nyata, olahraga seringkali jadi anak tiri. Hanya sebatas istilah mungkin. Hal itu bisa dilihat dari debat calon Presiden (Capres) dan calon Wakil Presiden (Cawapres) 2024 yang sudah berlangsung selama lima putaran. 

Pengamat olahraga nasional, Djoko Pekik Irianto pun ikut menyoroti debat Capres-Cawapres 2024 yang tidak membahas persoalan olahraga. Padahal debat sudah berlangsung lima kali, dan debat terakhir berlangsung pada Minggu, 4 Februari 2024 malam. Hingga debat terakhir, tak satupun pasangan Capres dan Wapres mengupas soal olahraga.

Baca Juga: Gaya dan Gimik Politik: Analisis Komunikasi Nonverbal dalam Debat Pilpres 2024

Apa yang diungkapkan Djoko benar adanya. Tidak ada yang spesifik membahas soal olahraga. Padahal di dunia internasional, hanya dua orang yang bisa mengibarkan bendera Merah Putih dan mengumandangkan lagu Indonesia Raya di luar negeri. Pertama, kunjungan Kepala Negara dan kedua, para atlet yang mendapatkan gelar juara di luar negeri.

Ok, jika ada yang mengatakan ada sedikit menyerempet pembahasan soal olahraga di debat Presiden putaran terakhir, Minggu, 4 Februari 2024 kemarin, tapi itu hanya terkait dengan kesehatan dan olahraga untuk disabilitas. Padahal pemahaman olahraga itu luas. Ada olahraga prestasi, ada olahraga rekreasi, ada olahraga pendidikan.

Masalah disabilitas harus dilatih agar sama dengan "kaum normal" pun dipandang oleh sebagian besar masyarakat sebagai sikap dan pikiran nirempati. Karena nyatanya dalam olahraga, sudah ada kesetaraan sejak 2020 lalu. Dari perkara fasilitas olahraga, perlakuan, hingga bonus pun sama.

Baca Juga: Menanti Pemimpin Sejati Lahir dari Pemilu 2024, Jangan Sampai seperti di 'Negeri Wakanda'

Bahkan kesetaraan dalam olahraga pun terus digaungkan lewat penyelenggaraan Festival Olahraga Disabilitas di tiap provinsi yang digelar oleh Kemenpora guna mendukung Pekan Olahraga Paralympic Pelajar Nasional (PEPARPENAS). 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat