kievskiy.org

Orangtua Tak Paham Proses PPDB, Anak Tak Lolos ke Sekolah Tujuan

ORANG tua siswa membaca informasi Penerimaan Peserta Didik Baru terpasang di SMKN 4, Jalan Kliningan, Kota Bandung, Senin, 8 Juni 2020. Meskipun PPDB online berjalan, pihak sekolah tetap membuka layan informasi penerimaan siswa secara langsung dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.
ORANG tua siswa membaca informasi Penerimaan Peserta Didik Baru terpasang di SMKN 4, Jalan Kliningan, Kota Bandung, Senin, 8 Juni 2020. Meskipun PPDB online berjalan, pihak sekolah tetap membuka layan informasi penerimaan siswa secara langsung dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. /ARMIN ABDUL JABBAR/"PR"

PIKIRAN RAKYAT - PENGUMUMAN Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahap I menyisakan kekecewaan orangtua siswa. Kekecewaan itu berawal dari ketidakpahaman orangtua terhadap proses PPDB 2020 yang dilaksanakan secara daring.

Diar Budiarti kecewa anaknya tidak diterima di jalur prestasi nilai rapor. Hal yang lebih mengecewakan, pilihan untuk mendaftar lewat jalur prestasi bukan keputusannya, tetapi disarankan pihak sekolah asal. 

Diar tidak bisa membuat keputusan sendiri karena tidak memahami hal-hal terkait PPDB tahun ini. "Tahun lalu kan pakai nilai UN (ujian nasional), kalau sekarang bagaimana, saya tidak paham. Makanya konsultasi ke sekolah, minta sekolah pilihin jalur yang terbaik buat anak saya," kata Diar kepada Pikiran-Rakyat.com, Rabu 24 Juni 2020.

Baca Juga: Tren Penularan Berubah, Kasus HIV-AIDS di Kota Cirebon Melonjak

Pihak sekolah asal kemudian mendaftarkan anak Diar lewat jalur prestasi nilai rapor. Namun, saat pengumuman PPDB, anaknya tidak diterima di sekolah tujuan. Diar pun kecewa, namun tidak bisa berbuat apapun karena memang tidak mengerti tentang PPDB 2020.

Pengurus Forum Masyarakat Peduli Pendidikan Jawa Barat Siti Priantini juga mengungkapkan masalah serupa. Ada calon siswa miskin yang malah didaftarkan oleh SMP asalnya lewat jalur prestasi rapor. Padahal, seharusnya didaftarkan lewat jalur afirmasi sesuai kondisi ekonomi orangtua.

Baca Juga: 2.000 Nama di Cianjur Tidak Bisa Dikonfirmasi, Komisi VIII Minta Data Penerima Bansos Diperbaiki

Orangtua anak itu tidak mengetahui alasan sekolah mendaftarkan anaknya lewat jalur afirmasi. Kini, anak tersebut tidak diterima di SMK tujuan karena nilai rapornya kurang.

Kompleks

Menanggapi pengalaman orangtua, Sekertaris I Panitia PPDB Jawa Barat pada Dinas Pendidikan Jawa Barat Dian Penisiani mengatakan, PPDB tahun ini memang kompleks. Kekomplekan itu dimulai dari tahap sosialisasi PPDB yang tidak bisa dilaksanakan secara tatap muka.

Baca Juga: Karyawan Objek Wisata di KBB Ikuti Rapid Test Covid-19, Umbara : Belum Terpikir Bagi Pengunjung

Sosialisasi hanya bisa dilakukan secara daring melalui media sosial dan media massa. Bagi beberapa sekolah yang terkendala jaringan internet, solusinya dengan sosialisasi tatap muka yang diadakan secara berjenjang, mulai dari Dinas Pendidikan Jawa Barat ke Cabang Dinas Pendidikan Jawa Barat, lalu ke kepala sekolah. Kepala sekolah yang kemudian meneruskan informasi tentang PPDB ke wali kelas, lalu selanjutnya wali kelas menyampaikan kepada orangtua siswa.

"Tentu sosialisasi seperti ini ada orangtua yang belum paham," ujar Dian. ***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat